kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Moskow: Latihan militer Rusia dan China tidak ditujukan untuk melawan Jepang


Selasa, 19 Januari 2021 / 17:01 WIB
Moskow: Latihan militer Rusia dan China tidak ditujukan untuk melawan Jepang
ILUSTRASI. Pembom Tupolev Tu-160 dan Tu-22M3 terbang dalam formasi selama latihan untuk flypast, yang menandai peringatan 75 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia, 4 Mei 2020.


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Latihan militer Rusia dan China berupaya meningkatkan kesiapan tempur kedua negara dan tidak ditujukan untuk melawan Jepang, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan.

"Jika kita berbicara tentang situasi militer di kawasan, maka ya, China dan AS, kami terlibat dalam kerja sama, termasuk dalam latihan militer," katanya Senin (18/1), seperti dikutip TASS 

"Latihan Rusia-China bukanlah hal baru. Itu sudah terjadi beberapa kali di lapangan, baik di dalam format bilateral dan SCO (Shanghai Cooperation Organization)," ujar Lavrov. 

Menurut dia, kali ini, latihan militer Rusia-China melibatkan angkatan udara. 

Baca Juga: Pencegahan kegiatan separatis masuk program utama 2021, China akan serang Taiwan?

"Itu tidak ditujukan untuk melawan Jepang. Mereka bertujuan untuk meningkatkan kesiapan tempur penerbangan yang menjaga perbatasan Rusia dan China," sebutnya menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis Jepang.

Penempatan rudal AS sebagai ancaman

Justru, Lavrov menyatakan, rencana AS untuk mengerahkan sistem pertahanan rudal dan rudal jarak menengah berbasis darat di wilayah Jepang juga Korea Selatan sebagai potensi ancaman keamanan perbatasan Rusia dan China.

Dan, ia bilang, Jepang tidak akan bisa menghindari kendali AS atas sistem pertahanan rudal setelah membelinya.

"Jepang meyakinkan kami bahwa mereka hanya akan membeli sistem, tetapi akan mengontrolnya sendiri, Amerika Serikat tidak akan ada hubungannya dengan kontrol atas sistem ini," katanya.

Baca Juga: Guna tangkis serangan China, Taiwan gelar latihan militer

"Dengan segala hormat kepada rekan Jepang kami, itu tidak mungkin. Itu tidak mungkin untuk menghindari kendali Amerika Serikat," ungkap Lavrov.

Menurut dia, Rusia sudah menyerahkan daftar masalah keamanan khusus kepada Jepang, yang secara langsung melibatkan perspektif dan pembicaraan konstruktif tentang perjanjian damai. 

"Kami belum menerima tanggapan sejauh ini, tetapi pembangunan sistem pertahanan rudal AS, serta kemungkinan penyebaran rudal jarak menengah AS berbasis darat di Jepang termasuk di antara kekhawatiran itu," ujarnya.

Selanjutnya: Setara USS Kitty Hawk milik AS, kapal induk ketiga China bakal meluncur tahun ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×