kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Negara G8 beri pinjaman kepada Mesir dan Tunisia senilai US$ 40 miliar


Sabtu, 28 Mei 2011 / 17:09 WIB
Negara G8 beri pinjaman kepada Mesir dan Tunisia senilai US$ 40 miliar
ILUSTRASI. Pilihan harga sepeda Polygon yang beragam membuat pembeli lebih leluasa dalam memilih.


Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

DEAUVILLE. Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G8 dalam hasil pertemuannya selama dua hari di Prancis salah satunya memutuskan memberi pinjaman kepada negara-negara di Afrika Selatan sebesar US$ 40 miliar.

Institusi keuangan seperti Bank Dunia dan African Development Bank akan menyediakan lebih dari US$ 20 miliar untuk Mesir dan Tunisia hingga 2013, termasuk pinjaman sebesar US$ 5 miliar dari European Investment Bank. Langkah ini sebagai upaya untuk gerakan reformasi negara-negara tersebut yang belakangan terjadi konflik politik.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy bilang, G8 juga akan menyediakan dana sebesar US$ 10 miliar sebagai bantuan kepada Tunisia dan Mesir secara langsung. Lantas, negara-negara penghasil minyak seperti Kuwait, Qatar dan Arab Saudi pun akan mendapatkan US$ 10 miliar juga.

Dengan dipimpin oleh tuan rumah, para pemimpin negara G8 seperti Rusia, Italia, Jerman, Kanada, U.K dan Jepang telah setuju untuk membangun sebuah kerja sama dengan wilayah yang saat ini sedang menjalankan transisi ke sistem demokrasi dan membutuhkan dana lebih untuk menciptakan stabilitas ekonomi jangka pendek.

Semenjak mengalami gejolak politik, investasi yang mengalir ke Mesir dan Tunisia merosot tajam. Selain itu industri pariwisata mereka pun anjlok akibat ketidakstabilan politik yang melanda negeri mereka. International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa daerah-daerah itu memerlukan lebih dari US$ 160 miliar dalam dua tahun ke depan untuk kembali membangun negaranya.



TERBARU

[X]
×