Sumber: Arab News | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan peringatan keras kepada rakyat Lebanon. Ia menyatakan bahwa jika Lebanon tidak menolak pengaruh Hezbollah, negara tersebut akan menghadapi kehancuran yang sama seperti yang dialami oleh Gaza.
Netanyahu mengimbau rakyat Lebanon untuk "membebaskan negara mereka dari Hezbollah" guna menghentikan perang yang sedang berlangsung. Seruan ini muncul di tengah serangan militer Israel yang semakin intensif di Lebanon, serta pertempuran yang terus berlanjut di sepanjang perbatasan kedua negara.
Seruan Netanyahu kepada Rakyat Lebanon
Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan terbarunya, menegaskan bahwa rakyat Lebanon memiliki kesempatan untuk menyelamatkan negara mereka sebelum terjerumus ke dalam kehancuran yang berkepanjangan akibat perang.
Baca Juga: Israel Lakukan Serangan Baru di Gaza, Kepala PBB: Ratusan Ribu Orang Terjebak
Menurut Netanyahu, Lebanon berada di ambang kehancuran yang sama dengan Gaza, yang telah mengalami dampak buruk dari serangan militer Israel selama setahun terakhir.
Netanyahu menyatakan bahwa satu-satunya cara agar perang ini dapat diakhiri adalah dengan menolak dominasi Hezbollah di Lebanon. Ia mendesak rakyat Lebanon untuk mengambil tindakan nyata guna mengusir pengaruh kelompok militan yang didukung oleh Iran tersebut.
Kondisi Hezbollah Pasca Serangan Israel
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengklaim bahwa Hezbollah saat ini sedang dalam keadaan "patah dan hancur" setelah serangan Israel yang berhasil membunuh pemimpin mereka, Hassan Nasrallah.
Gallant juga menyebut bahwa pengganti Nasrallah yang diharapkan, Hashem Safieddine, kemungkinan besar turut tewas dalam serangan yang sama. Hal ini menyebabkan Hezbollah kehilangan kepemimpinan inti mereka, yang diperkirakan akan melemahkan kemampuan mereka untuk mengorganisir serangan terhadap Israel.
Selain itu, Suhail Hussein Husseini, pejabat senior Hezbollah yang memimpin urusan anggaran dan logistik, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Beirut selatan. Serangkaian serangan ini menegaskan komitmen Israel untuk melemahkan struktur organisasi Hezbollah, terutama dengan membidik para pemimpin utama kelompok tersebut.
Eskalasi Operasi Militer Israel di Lebanon
Seiring dengan serangan udara yang terus berlangsung, Israel juga memperluas operasi darat mereka di Lebanon. Pada Selasa, divisi keempat militer Israel, yakni Divisi 146 yang terdiri dari pasukan cadangan, dikerahkan ke wilayah Lebanon.
Baca Juga: Kamala Harris Sebut Iran Sebagai Musuh Utama Amerika Serikat
Langkah ini menandai eskalasi besar dalam operasi militer Israel, dengan serangan darat yang sekarang diperluas dari tenggara ke barat daya negara tersebut.
Menurut juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, operasi yang sedang berlangsung adalah "serangan terbatas yang bersifat dinamis dan ditargetkan." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun serangan semakin intensif, operasi ini masih dianggap sebagai serangan yang fokus pada target tertentu, terutama unit-unit Hezbollah di Lebanon.
Respons Hezbollah dan Upaya Perdamaian
Di sisi lain, Hezbollah tetap melancarkan serangan roket ke wilayah Israel utara. Pada Selasa, hampir 200 roket ditembakkan ke berbagai target di Israel, termasuk kota pelabuhan Haifa. Meskipun Israel berhasil mencegat sebagian besar roket tersebut, eskalasi serangan lintas perbatasan ini menandai bahwa konflik masih jauh dari kata selesai.
Wakil pemimpin Hezbollah, Naim Qassem, menyatakan dukungannya terhadap upaya Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, untuk mencapai gencatan senjata. Untuk pertama kalinya, penghentian perang di Gaza tidak disebutkan sebagai syarat dalam pembicaraan tersebut.
Baca Juga: Hezbollah Serang Pasukan Israel di Perbatasan Lebanon, Sirine Terdengar di Beirut
Hal ini menunjukkan bahwa Hezbollah terbuka untuk negosiasi meskipun situasi di Gaza belum terselesaikan.
Namun, Qassem menegaskan bahwa kekuatan militer Hezbollah tetap utuh meskipun mereka mengalami serangan berat dari Israel. Ia menyatakan bahwa puluhan kota di Israel masih berada dalam jangkauan roket Hezbollah dan menyatakan bahwa "kapabilitas kami masih kuat."