Reporter: Edy Can, Guardian | Editor: Edy Can
WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjanji memburu pembunuh Duta Besar Amerika Serikat untuk Libia Chris Steven dan tiga warga negara lainnya. "Jangan bikin kesalahan, keadilan akan terwujud," kata Obama.
Stevens merupakan, duta besar Amerika Serikat yang pertama kali meninggal dunia sejak 1979. Dia tewas setelah diserang sekelompok massa yang diduga kelompok Islam radikal di Benghazi, Libia.
Pernyataan Obama ini secara tidak langsung menyatakan, Amerika Serikat akan bersama pemerintah Libia mengejar pihak yang bertanggung jawab dalam pembunuhan itu. Kejadian ini juga tidak akan mengubah keputusan Amerika Serikat untuk mendukung gerakan reformasi di Libia dan Timur Tengah yang dikenal sebagai Arab Spring. "Penyerangan ini tidak akan memutuskan hubungan antara Amerika Serikat dan Libia," tegasnya.
Pemerintah Libia sendiri telah menyampaikan bela sungkawa atas penyerangan itu. Kepala Negara interim Libia Mohammed Magarief meminta maaf atas kematian Steven tersebut.
Dia menuding, kelompok penyerang itu sebagai pengecut. Bahkan, Magarief menyatakan penyerangan itu sebagai usaha untuk merintangi kehidupan demokrasi di Libia.
Amerika Serikat sendiri sudah mengirimkan dua kapal perangnya ke laut Libia. FBI dan pasukan mariner juga telah terjun ke Libia untuk mengejar pelaku penyerangan itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menuding pelaku penyerangan itu adalah kelompok kecil dan biadab. Seorang pejabat Amerika Serikat menuduh, penyerangan itu sebagai penghinaan terhadap peringatan serangan 11 September yang berlangsung di New York.