kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.296   -201,00   -1,25%
  • IDX 6.973   -135,22   -1,90%
  • KOMPAS100 1.041   -23,19   -2,18%
  • LQ45 818   -16,34   -1,96%
  • ISSI 212   -4,21   -1,95%
  • IDX30 417   -8,89   -2,09%
  • IDXHIDIV20 504   -9,79   -1,91%
  • IDX80 119   -2,67   -2,20%
  • IDXV30 124   -2,47   -1,95%
  • IDXQ30 139   -2,58   -1,82%

OPEC dan perusahaan minyak 'bentrok' di Davos


Kamis, 22 Januari 2015 / 12:23 WIB
OPEC dan perusahaan minyak 'bentrok' di Davos
ILUSTRASI. Nonton Jujutsu Kaisen Season 2 Episode 5 Subtitle Indonesia, Link iQIYI, Bstation dll


Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan

DAVOS. Perusahaan-perusahaan energi dunia yang berkumpul di World Economic Forum di Davos, Swiss, mendesak OPEC untuk memangkas produksinya agar harga minyak tidak terus turun. Namun OPEC menegaskan akan tetap pada keputusannya dan tidak mau melakukan intervensi terhadap penurunan harga minyak tersebut.

Para perusahaan energi ini khawatir penurunan harga minyak akan dimanfaatkan oleh kartel yang bisa menyebabkan penurunan pasokan, sehingga tidak ada lagi yang mau berinvestasi di sektor ini.

Seperti diketahui sejak Juni 2014 lalu, harga minyak terus mengalami penurunan dan saat ini sudah berada dibawah US$ 50 per barel akibat pasokan yang besar, terutama karena kenaikan produksi serta melemahnya permintaan global.

Penurunan harga minyak yang begitu cepat ini membuat negara produsen minyak yang lebih kecil terguncang dan perusahaan-perusahaan minyak memangkas anggaran.

Claudio Descalzi, CEO Eni, perusahaan energi asal Italia, memperingatkan bahwa penurunan investasi yang terjadi saat ini akan berdampak pada produksi minyak di masa yang akan datang. Tanpa investasi kata dia, akan menyebabkan kekurangan pasokan dan kenaikan harga yang sangat tinggi yaitu mencapai US$ 200 per barel dalam beberapa tahun ke depan.

Dan kata dia, sudah menjadi tugas OPEC bertindak untuk memulihkan stabilitas harga minyak.

"Apa yang kita butuhkan adalah stabilitas. OPEC seperti bank sentralnya minyak, harus memberikan stabilitas harga agar industri dapat berinvestasi dengan cara biasa," kata Descalzi, seperti dikutip dari Reuters.

Dia memperkirakan harga minyak akan tetap rendah untuk 12-18 bulan ke depan, setelah itu produksi minyak mulai turun dan harganya akan naik.

Patrick Pouyanne CEO Total (Prancis) mendukung pernyataan Descalzi. Menurutnya setiap tahun ada penurunan produksi sekitar 5% di setiap kilang minyak. Itu artinya pada 2030, lebih dari separuh produksi minyak akan hilang jika tidak ada investasi baru. “Ada sejumlah uang yang harus diinvestasikan untuk bisa mendapatkan separuh dari produksi itu kembali," tegas Pouyanne.

Penurunan harga minyak yang drastis ini pun membuat Total tahun ini memangkas belanja modalnya (capex) hingga 10% dari 2014. Tahun lalu capex Total nilainya sekitar US$ 26 miliar.

Selain Total, perusahaan energi lainnya seperti BP dan ConocoPhillips juga telah memangkas anggaran investasi di 2015.

"Semua orang mengatakan kepada kami untuk memangkas produksi. Tapi saya ingin bertanya, apakah kami memproduksi dengan biaya yang lebih tinggi atau biaya yang lebih rendah? Pertama mari kita produksi minyak dengan biaya lebih rendah biaya dulu, baru kemudian menghasilkan biaya yang lebih tinggi," sahut Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri.

"Harga akan kembali rebound. Saya telah melihat ini 3-4 kali dalam hidup saya," tegasnya. Al-Badri mengatakan kebijakan ini tidak ditujukan kepada siapa pun termasuk Rusia, Iran atau pun kepada Amerika Serikat.

Khalid al-Falih, CEO Aramco, perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi, mendukung pernyataan Al-Badri. Menurutnya, meskipun memakan waktu, pasar minyak akhirnya akan menyeimbangkan diri.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×