Sumber: New York Times,Reuters | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - ALJIR. Pemimpin Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) Arab Saudi dan negara penghasil minyak sekutunya, Rusia, tidak akan terburu-buru menaikkan produksi minyak mentah demi membuat adem harga komoditas ini. Alasannya, produksi dan permintaan telah bertemu dengan baik.
"Saya tidak menggerakkan harga. Sejak Juni, Arab Saudi terus memenuhi permintaan setiap barelnya," kata Menteri Minyak Saudi Khalid al-Falih pada pertemuan OPEC dan non-OPEC, hari Minggu (23/9) di Aljir, Aljazair.
Keputusan Arab Saudi ini seakan menolak keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menuding OPEC sebagai biang kerok kenaikan harga minyak mentah yang pekan lalu sudah berada di kisaran US$ 80 per barel.
"Kami melindungi negara-negara di Timur Tengah. Mereka tidak akan aman tanpa kita. Tapi, tetap saja mereka menndorong harga minyak lebih dan lebih tinggi lagi. Monopoli OPEC harus membawa harga minyak lebih rendah sekarang!" kata Trump lewat akun Twitternya pekan lalu.
Falih mengatakan, Saudi memang memiliki ruang untuk mengerek produksi minyak mentah. Namun, saat ini belum perlu dan mungkin dibutuhkan pada tahun-tahun mendatang.
"Saat ini, kebutuhan pasar sudah terpenuhi. Saya tidak tahu ada pengilangan di dunia ini yang kesulitan mendapat pasokan minyak," katanya. Dia bilang, Saudi bisa meningkatkan lagi produksi 1,5 juta barel per hari, jika dibutuhkan.
"Dengan kondisi saat ini, kenaikan minyak 2019 tidak mungkin dilakukan kecuali ada kejutan dari pasokan dan permintaan," katanya.
Dalam pernyataan resminya, OPEC meminta negara-negara penghasil minyak yang bisa meningkatkan produksi, tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan permintaan di sisa tahun ini.