Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WINA. Badan pengawas atom PBB dalam laporan terbarunya menyebut bahwa Korea Utara saat ini telah memulai kembali proyek pembangunan reaktor nuklir yang menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang tidak memiliki akses ke Korea Utara sejak Pyongyang mengusir inspekturnya pada tahun 2009, sekarang memantau Korea Utara dari jauh, sebagian besar melalui citra satelit.
Melansir Reuters, laporan terbaru IAEA menyebutkan bahwa ada indikasi operasi reaktor dari awal Desember 2018 hingga awal Juli 2021.
Reaktor tersebut teridentifikasi oleh IAEA bertenaga 5 megawatt di Yongbyon, sebuah kompleks nuklir di jantung program nuklir Korea Utara.
Sejak awal Juli 2021 reaktor tersebut sudah mulai terindikasi bekerja, ditandai dengan keluarnya air pendingin, ungkap IAEA dalam laporan yang tertanggal 27 Agustus 2021.
Baca Juga: Singgung kebrutalan di era kolonial, Korea Utara minta Jepang bertobat
Laporan hari Jumat itu mengatakan bahwa durasi pekerjaan yang terlihat adalah lima bulan, dimulai dari pertengahan Februari hingga awal Juli. IAEA mencatat bahan bakar bekas ditangani dalam jumlah penuh.
Sebelumnya, pada bulan Juni, IAEA juga sempat melaporkan bahwa situs di Yongbyon telah memulai pekerjaan untuk memisahkan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Untuk beberapa waktu tertentu, situs nuklir di Yongbyon disebut sempat tidak beroperasi.
Selain di Yongbyon, badan PBB juga menemukan adanya indikasi kegiatan penambangan dan konsentrasi di tambang dan pabrik uranium di Pyongsan.