Sumber: Nasdaq | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jeff Bezos dikenal sebagai pendiri Amazon dan Blue Origin, pemilik The Washington Post, serta salah satu orang terkaya di dunia.
Di balik kesuksesan bisnisnya, Bezos memiliki sejumlah prinsip yang ia pegang teguh dan terbukti membentuk Amazon menjadi raksasa global.
Menariknya, pelajaran tersebut tidak hanya relevan bagi pengusaha besar, tetapi juga bisa diterapkan oleh kelas menengah yang ingin membangun kekayaan secara bertahap dan berkelanjutan.
Salah satu prinsip utama yang selalu ditekankan Bezos adalah pentingnya berpikir jangka panjang. Dalam bukunya Invent and Wander, Bezos menyebut bahwa fokus jangka panjang memungkinkan seseorang melakukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, sekaligus memberi ruang untuk gagal dan belajar.
Baca Juga: Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akan Gelar Pernikahan Mewah di Venesia
Bagi kelas menengah, pesan ini berarti tidak terjebak pada solusi instan atau investasi sesaat yang menjanjikan hasil cepat. Perencanaan keuangan yang konsisten dan berorientasi masa depan justru lebih berpeluang mendukung tujuan jangka panjang.
Bezos juga menempatkan risiko dan kegagalan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses inovasi. Amazon sendiri pernah mengalami kegagalan, salah satunya melalui produk Fire Phone yang tidak bertahan lama di pasar.
Meski risiko dalam bisnis berbeda dengan risiko dalam investasi pribadi, Bezos menekankan pentingnya tidak terikat secara emosional pada kegagalan.
Sikap ini relevan bagi investor kelas menengah agar mampu mengambil keputusan rasional, belajar dari kesalahan, dan tidak berhenti hanya karena satu kegagalan.
Prinsip berikutnya adalah keberanian untuk berpikir besar. Amazon memang dimulai dari garasi sebagai toko buku daring pada 1994, namun sejak awal Bezos sudah membayangkan skala yang jauh lebih luas.
Baca Juga: Diprotes Aktivis, Jeff Bezos Terpaksa Pindah Lokasi Pesta Pernikahan Mewah di Venesia
Slogan awal “Earth’s biggest bookstore” mencerminkan visinya yang ambisius. Bezos pernah mengatakan bahwa manusia cenderung melebih-lebihkan risiko dan meremehkan peluang.
Bagi kelas menengah, berpikir besar bukan berarti bertindak nekat, melainkan berani melihat peluang yang lebih luas dan tidak membatasi diri dengan target yang terlalu kecil.













