Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
Ikea mengaku sangat menyesal karena pemasoknya di Jerman Timur memakai tenaga kerja paksa. Perusahaan furnitur asal Swedia ini mengaku telah menunjuk akuntan publik Ernst & Young mengaudit masalah terjadi sekitar 30 tahun lalu itu.
Sebelumnya, sebuah hasil penelitian menunjukkan tahanan politik dan kriminal telah dipaksa bekerja di pemasok Ikea. Studi itu menyatakan, perwakilan Ikea juga mengetahui masalah tersebut.
Seorang tahanan politik di bekas negara Jerman Timur mengaku, telah bekerja di Ikea. Asal tahu saja, Ikea telah memberikan kontrak kepada pemerintahan Jerman Timur waktu itu.
Kini para tahanan politik tersebut meminta kompensasi kepada sejumlah perusahaan. Kepala Perhimpunan Para Korban tersebut, Rainer Wagner mengatakan, Ikea merupakan salah satu perusahaan yang menerima keuntungan atas pemakaian tenaga kerja paksa tersebut pada periode 1960 hingga 1980-an.
Tuntutan kompensasi ini karena para tahanan mengaku menderita trauma dan fisik akibat pemaksaan tersebut. Menanggapi pernyataan Ikea itu, Wagner menyambut baik. "Ikea telah mengakui hal ini terlebih dahulu, kami sangat berterima kasih," kata Wagner.
Juru bicara Ikea Jeanette Skjelmose mengaku telah bertemu dengan para korban kerja paksa tersebut. Perusahaan ini berjanji membantu keuangan grup tersebut untuk mengusut tuntas pemakaian tenaga kerja paksa tersebut.