kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang AS-China membawa berkah bagi investasi di Indonesia


Kamis, 24 Januari 2019 / 15:52 WIB
Perang dagang AS-China membawa berkah bagi investasi di Indonesia


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menciptakan peluang baru bagi Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa perusahaan manufaktur Negeri Tirai Bambu yang ingin memindahkan basis produksinya ke Indonesia demi menghindari tarif tinggi yang dikenakan AS.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, beberapa industri tekstil dan alas kaki global sedang mempertimbangkan pemindahan pabrik dari China ke Indonesia. Hal ini akan meningkatkan investasi di Indoensia, terutama di sektor yang menjadi prioritas dalam penerapan industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Industri tekstil dan pakaian jadi, menjadi salah satu sektornya.

Menurut Airlangga tahun ini, ada investor China yang menanamkan modalnya sebesar Rp 10 triliun di sektor industri tekstil. Investasi ini mengarah kepada pengembangan sektor menengah atau midstream, seperti bidang pemintalan, penenunan, pencelupan, dan pencetakan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dinilai menjadi salah satu negara tujuan utama bagi investor China.

“Salah satu contohnya, para investor dari China membangun kawasan industri baru di Sulawesi Tengah, yang selama lima tahun ini telah berinvestasi sebanyak US$ 5 miliar dan ekspor dari lokasi tersebut sudah mencapai US$ 4 miliar,” paparnya.

Selain penambahan investasi baru, perang dagang AS-China akan memacu utilitas atau kapasitas produksinya dalam negeri khususnya dalam mengisi pasar ekspor ke dua negara tersebut.

“Kita telah ekspor baja ke AS, sehingga harapannya bisa memasukkan lebih banyak lagi produk itu,” tuturnya. Pada Januari-November 2018, ekspor besi dan baja RI ke AS melonjak hingga 87,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan total ekspor RI ke AS tercatat tumbuh 3% pada periode yang sama.

Kerja sama ekonomi RI-AS selama ini bersifat komplementer guna saling memenuhi kebutuhan pasar dan sektor manufaktur masing-masing negara. Bahkan, dengan adanya era ekonomi digital baru dari AS, juga ikut membuka peluang pengembangan di Indonesia.

“Misalnya, kami sudah mendapat investasi berupa Apple Developer Academy. Pemerintah juga menjajaki peluang pembangunan data center di Indonesia,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×