Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
Peta kekuatan ekonomi kembali berubah. Masih segar di ingatan, krisis finansial yang lahir di Amerika Serikat (AS), telah memicu kebangkrutan bank-bank papan atas negeri itu. Kekacauan sistem perbankan AS membawa berkah bagi belahan dunia lain. Investor global sontak melarikan dana ke Asia.
Perbankan di Asia bagai emas yang kemilaunya kian menarik perhatian. Bank China, menjadi pilihan investor global. Maklum, ekonomi China tetap kokoh berdiri, meski krisis menerjang AS dan merembet ke Eropa. Tapi, peta kekuatan perbankan global bergeser lagi. Menginjak semester dua 2013, Industri & Commercial Bank of China Ltd (ICBC) harus rela melepas predikat sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Yang mengejutkan, ICBC melepas mahkota itu kepada bank kakap AS, yakni Wells Fargo & Co.
ICBC melepas predikat bank dengan market cap terbesar di dunia, pasca enam tahun duduk sebagai jawara. ICBC merebut predikat bank global dengan kapitalisasi pasar terbesar dari Citigroup pada Juli 2007. Kala itu, nama besar Citigroup runtuh akibat terjerat kasus macet kredit perumahan atawa sub prime mortgage.
Bagai roda pedati yang berputar, bankir AS kini bisa kembali tersenyum lebar. Isu perlambatan ekonomi China memicu investor global pesimis terhadap masa depan Negeri Panda tersebut. Produk domestik bruto (PDB) China kuartal II kemarin hanya 7,5%. Ini adalah PDB kuartalan terendah sejak tahun 2009 lalu.
Tak cuma itu, praktek shadow banking alias bank gelap di China kian merusak kepercayaan pasar terhadap perbankan di China. Laporan Moody's pada Juni lalu mengungkapkan, penyaluran kredit lewat bank gelap mencapai CNY 21 triliun di akhir tahun 2012. Angka ini setara 39% dari total PDB.
Praktik bank gelap juga diperparah dengan kekeringan likuiditas. Akhir Juni kemarin, nasabah perbankan di China kesulitan menarik uang secara tunai. Suku bunga antar bank atau interbank rates China sempat menembus 25%. "Ini perubahan 180 derajat. Bank China memasuki bahaya. Sementara bank AS mulai keluar dari bahaya," ujar Paul Schulte, Kepala Eksekutif Schulte Research di Hong Kong, mengutip Wall Street Journal.
Menurut Schulte, ekonomi AS yang menunjukkan pemulihan membuat fundamental perbankan menjadi sehat. Hitungan Schulte, hanya 16 bank AS yang masih dililit kredit macet. Bank dengan peringkat buruk itu pun sebagian besar tergolong bank skala kecil. Jumlah bank bermasalah ini jauh lebih rendah dibanding tahun 2010. Saat itu, 157 bank masuk dalam kategori bermasalah.
Nah, Wells Fargo sukses merebut kursi jawara bank global setelah harga sahamnya terus mendaki. Puncaknya, kapitalisasi pasar Wells Fargo melampaui ICBC. Di kuartal dua kemarin, bank penyalur kredit perumahan terbesar di AS ini sukses membukukan keuntungan US$ 5,52 miliar atau naik 9% dibanding tahun sebelumnya.
Mengutip Bloomberg, kemarin, kapitalisasi pasar ICBC senilai US$ 224,79 miliar. Sedangkan market cap Wells Fargo menembus US$ 231,44 miliar. Saham Wells Fargo mendaki sekitar 32,91% selama setahun terakhir. Pada perdagangan Jumat kemarin, bank dengan kode saham WFC ini bergerak di kisaran US$ 43,65 per saham. Sementara, nasib saham ICBC terus melandai.Saham ICBC ditransaksikan di harga US$ 13 per saham.