Sumber: Bloomberg | Editor: Dessy Rosalina
Washington. Tidak cuma di dunia politik, ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia terjadi di dunia maya. Perusahaan keamanan AS, Hold Security LLC menyatakan, peretas Rusia telah mencuri 1,2 miliar data pribadi pengguna pribadi warga AS. Jumlah ini merupakan terbesar dalam sejarah.
Mengutip The New York Times, pencurian data itu menimpa 420.000 website, termasuk situs perusahaan raksasa yakni Fortune 500. Alex Holden, pendiri Hold Security LLC menyatakan, sindikat peretas Rusia itu beroperasi di Rusia bagian Tengah, dekat perbatasan Kazakhstan.
JD Sherry, Vice President Trend Micro menilai, fenomena peretasan data warga AS bukan hal baru. “Ekonomi Eropa Timur mengandalkan harta karun berupa peretas ahli yang memiliki miliaran informasi warga AS," ujar dia seperti dikutip Bloomberg, Rabu (6/8).
Ramalan lembaga intelejen Amerika Serikat (AS), Center for Strategic and International Studies (CSIS), mencatat, sebanyak 40 juta data warga AS dicuri oleh hacker selama periode setahun terakhir.