Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang pada kuartal III 2019 diperkirakan akan melambat akibat dampak dari angin topan cuaca hujan yang melanda Negeri Sakura itu.
Namun, ekonomi Jepang diprediksi akan mengalami pertumbuhan pada kuartal IV lantaran permintaan konsumsi domestik masih sangat besar dan mampu mengalahkan kenaikan pajak penjualan. Prediksi tersebut merupakan hasil dari jajak pendapat terbaru yang dilakukan Reuters terhadap 15 ekonom mengenai prospek pertumbuhan Jepang.
PDB diperkirakan telah meningkat 0,8% tahunan pada Juli-September setelah direvisi ke bawah 1,3% pada kuartal kedua. Itu akan diterjemahkan ke dalam pertumbuhan 0,2% secara kuartal-ke-kuartal, dibandingkan dengan 0,3% yang direvisi pada kuartal April-Juni.
Baca Juga: Erdogan: Turki menangkap istri pemimpin ISIS Baghdadi
Konsumsi swasta yang menyumbang sekitar 60% dari PDB diperkirakan naik 0,6% pada kuartal III, sama dengan tingkat pertumbuhan pada kuartal kedua. Belanja modal kemungkinan naik 0,9% pada kuartal ketiga setelah kenaikan 0,2% pada April-Juni.
"Konsumsi swasta membantu ekonomi tetapi pertumbuhan ekonomi kemungkinan terbatas karena ekspor tetap lemah dan perusahaan mengekang operasi produksi pabrik mereka," kata Takumi Tsunoda, ekonom senior di Shinkin Central Bank Research Institute seperti dikutip Reuters, Rabu (6/11)
Yasunari Tanaka, peneliti di Mitsubishi Research Institute mengatakan, perusahaan telah berhati-hati dalam melakukan belanja modal karena terjadi pelemahan ekspor dan menurunnya produksi pabrik. Namun, permintaan belanja untuk penghematan tenaga kerja dan otomatisasi karena kekurangan tenaga kerja tetap kuat.
Kantor Kabinet Jepang akan merilis data PDB pada 14 November. Sementara pada bulan lalu, data yang dirilis menyebutkan kepercayaan konsumen pada bulan Oktober meningkat untuk pertama kalinya dalam 23 bulan tetapi levelnya tetap rendah.
Baca Juga: Amerika Serikat (AS) bantah kehilangan minat lanjutkan kejasama dengan Indo-Pasifik
Jepang meluncurkan kenaikan dua kali lipat dalam pajak penjualan menjadi 10% dari 8% pada 1 Oktober, sebuah langkah yang dianggap penting untuk memperbaiki keuangan negara yang compang-camping tetapi itu dapat mendorong perekonomian ke dalam resesi dengan meredam sentimen konsumen.
Bank Sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter stabil bulan lalu tetapi memberikan sinyal terkuat sampai saat ini bahwa mungkin akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, menggarisbawahi kekhawatirannya bahwa risiko di luar negeri dapat menggagalkan pemulihan ekonomi yang rapuh.