Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Yudho Winarto
BEIJING. Pertumbuhan tinggi telepon pintar di China sudah berakhir. Ini adalah pernyataan Lenovo Group Ltd setelah melaporkan pertumbuhan penjualan yang paling lambat dalam enam kuartal terakhir.
Pada kuartal kedua periode Juli–September 2014, pendapatan Lenovo tumbuh 7,2%. Pendapatan Lenovo pada periode ini mencapai US$ 10,5 miliar, jauh di bawah prediksi analis yang meramal pendapatan US$ 11,3 miliar.
Angka ini adalah pertumbuhan terendah sejak Maret 2013. Pertumbuhan pendapatan Lenovo ini juga meleset dari perkiraan para analis. Yang Yuanqing, CEO Lenovo bilang, Lenovo akan memperluas bisnis server komputer dan smartphone.
Salah satunya, lewat akuisisi Motorola Mobility senilai US$ 2,91 miliar. Akuisisi ini merupakan langkah Lenovo untuk mengatasi pasar personal computer yang terus mengerut. Pasar smartphone Lenovo pun tergerus oleh produsen dalam negeri lain, Xiaomi Corp.
Produsen baru ini menyalip Lenovo dan kini berada di posisi ketiga sebagai produsen telepon pintar terbesar per akhir September 2014. Kabar baiknya adalah laba bersih Lenovo naik 19% menjadi US$ 262,1 juta.
Realisasi laba ini lebih tinggi ketimbang prediksi analis di US$ 259,8 juta. "Lenovo bisa mengontrol biaya dengan sangat baik di tengah pelemahan pendapatan," kata Alberto Moel, analis Sanford C. Bernstein & Co kepada Bloomberg.
Yuanqing bilang, industri telepon pintar terus berubah sejak dulu ketika China masih mencetak pertumbuhan lebih cepat ketimbang negara-negara lain. "Pasar telah berubah dan China tidak akan melihat lagi pertumbuhan yang super tinggi," kata Yuanqing.
Lenovo mencatat pertumbuhan pengiriman smartphone 38% menjadi 16,9 juta unit. Per akhir September 2014, Lenovo berada di peringkat keempat, di bawah Samsung, Apple dan Xiaomi. Ini merupakan data International Data Corp.
Menurut data ritel Canalys, Lenovo berada di peringkat ketiga di pasar China setelah Xiaomi dan Samsung. Penjualan smartphone China diprediksi mencapai 426 juta unit tahun ini.
Penjualan ini naik hampir dua kali lipat ketimbang dua tahun lalu sebanyak 214 juta unit. "Pengiriman melambat dan akan secara bertahap menjadi hanya tumbuh single digit dalam beberapa tahun ke depan," kata Kiranjeet Kaur, Analis International Data Corp.