Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pfizer Inc menaikkan proyeksi laba tahunannya pada Selasa (5/8) setelah mencatat kinerja keuangan kuartal kedua yang melampaui ekspektasi Wall Street. Kenaikan ini didorong upaya pemangkasan biaya yang efektif dan pelemahan dollar AS.
Dalam laporan terbarunya, Pfizer menyebut proyeksi terbaru ini telah memperhitungkan biaya satu kali sebesar 20 sen per saham. Ini terkait kerjasama lisensi dengan perusahaan bioteknologi asal China, 3SBio, untuk pengembangan pengobatan kanker eksperimental.
Saham perusahaan telah kehilangan lebih dari separuh keuntungan sejak masa puncak pandemi, seiring menurunnya pendapatan dari produk COVID-19 dan kekhawatiran atas habisnya masa paten sejumlah obat andalan. Sebagai respons, Pfizer meluncurkan program efisiensi biaya sejak tahun lalu yang mencakup operasi manufaktur dan penelitian.
Baca Juga: China Meyakinkan Apple, Pfizer, Cargill, dll Tentang Potensi Bisnis Negaranya
Pfizer menyatakan mereka berada di jalur yang tepat untuk menghemat hingga US$ 7,2 miliar dari program tersebut hingga akhir 2027, dengan sekitar US$ 4,5 miliar diantaranya ditargetkan tercapai pada akhir 2025.
Analis JP Morgan, Chris Schott dikutip Reuters mengatakan hasil kuartalan yang kuat dan revisi naik proyeksi laba bukanlah kejutan, mengingat manajemen biaya perusahaan yang lebih baik dari perkiraan. "Kami tidak akan terkejut jika laba per saham (EPS) kembali mengalami kenaikan di sisa tahun ini," ujar Schott.
Pfizer kini memperkirakan laba per saham yang disesuaikan akan berada di kisaran US$ 2,90 hingga US$ 3,10 pada tahun 2025, meningkat dari proyeksi sebelumnya sebesar US$ 2,80 hingga US$ 3,00 per saham.
Penjualan total kuartal kedua tercatat sebesar US$ 14,65 miliar, melebihi perkiraan analis sebesar US$ 13,65 miliar. Adapun kontribusi positif dari nilai tukar asing berdampak sebesar US$ 22 juta.
Pendapatan dari obat antivirus Paxlovid mencapai US$ 427 juta dalam kuartal ini. Pendapatan ini jauh melampaui ekspektasi analis sebesar US$ 244,4 juta.
Sementara itu, vaksin COVID-19 Comirnaty, yang dikembangkan bersama mitra asal Jerman BioNTech, mencatatkan penjualan sebesar US$ 381 juta, dibandingkan dengan estimasi analis sebesar US$ 188 juta.
Secara keseluruhan, laba per saham yang disesuaikan untuk kuartal kedua mencapai 78 sen, jauh di atas ekspektasi analis yang berada di angka 58 sen.