kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Populasi lalat capung merosot lebih dari 50%, ada apa?


Jumat, 14 Februari 2020 / 03:30 WIB
Populasi lalat capung merosot lebih dari 50%, ada apa?


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Populasi lalat capung turun lebih 50% selama delapan tahun terakhir. Para peneliti gabungan dari Notre Dome University, Oklahoma University, dan Virginia Tech menggunakan radar untuk mengetahui jumlah hewan itu.

Mereka memantau populasi lalat capung di dua lokasi: Sungai Mississippi di Amerika Serikat dan Danau Erie di Kanada. Para peneliti memulai penelitian ini sejak 2012 sampai 2019 lalu.

Hasilnya, populasi lalat capung turun lebih dari 50% di dua lokasi tersebut. Para peneliti memperkirakan, saat ini ada sekitar 88 miliar lalat capung yang hidup di Sungai Mississippi dan Danau Erie.

Baca Juga: Keren, ilmuwan berhasil menciptakan alat portabel pengukur mikroba di laut

"Jumlah tersebut bisa memberi makan sekitar 54 juta bayi burung," kata Philip Stepanian, ilmuwan dari Notre Dome University, mengutip situs National Science Foundation.

Para peneliti mengungkapkan, penurunan jumlah populasi lalat campung akibat penurunan kualitas air dan suhu Bumi yang menghangat.

"Penelitian ini memberikan cara baru untuk mengetahui tren populasi serangga yang berperan dasar di dalam rantai makanan," kata Dan Gruner, Direktur Program Divisi Biologi Lingkungan National Science Foundation.

Baca Juga: Peneliti memanipulasi gen meningkatkan produktifitas jagung

Para peneliti mempublikasikan penelitian tersebut di dalam Journal Proceedings of National Academy of Sciences. Proyek ini memperoleh sokongan dana dari National Science Foundation (NSF).




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×