Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Prancis dan India bersepakat untuk segera memulai proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Kesepakatan ini ditegaskan baik oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Perdana Menteri India, Narendra Modi hari Sabtu (10/3), saat Macron berkunjung ke India.
Mengutip Bloomberg, kedua pemimpin ini mendesak Electricite de France SA dan India Nuclear Power Corp., untuk mempercepat diskusi terkait kontrak dan mulai bekerja di lokasi Jaitapur, di negara bagian Maharashtra, paling lambat bulan Desember 2018.
"Setelah dipasang, proyek Jaitapur akan menjadi pembangkit tenaga nuklir terbesar di dunia, dengan kapasitas total 9,6 gigawatt," menurut sebuah pernyataan bersama dilansir dari Bloomberg.
Proyek PLTN ini sejatinya sudah disepakati sejak tahun 2009 silam, namun sempat terganjal lantaran Areva, perusahaan pembuat reaktor nuklir asal Prancis, melakukan restrukturisasi di internalnya.
Selain itu, hukum India yang mengharuskan supplier reaktor untuk bertanggung jawab secara penuh manakala terjadi kecelakaan, sedikit banyak membuat negosiasi berlangsung panjang, sebelum akhirnya ada ketegasan dari Macron dan Modi.
Dalam proyek PLTN ini nantinya EDF akan melakukan semua studi dan pembelian komponen untuk dua reaktor pertama. Untuk empat sisanya, beberapa kegiatan tersebut dapat diberikan ke perusahaan lokal.
Saat ini, India memiliki tujuh PLTN berkapasitas total 6,8 gigawatt yang tersebar di lima negara bagian. Dengan tambahan satu PLTN berkapasitas 9,6 gigawatt, tak pelak sektor kelistrikan India bakal semakin kokoh di masa mendatang.