Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Prediksi sejumlah analis mengenai penjualan iPhone 5 keluaran Apple Inc di China meleset. Yang terjadi, pihak Apple mengutarakan, penjualan iPhone 5 menembus rekor tertinggi dalam pekan pertama di China.
Dalam pernyataannya hari ini, Apple menjelaskan, pihaknya berhasil menjual 2 juta handset teranyar dalam tiga hari terakhir pasca iPhone 5 diluncurkan pada 14 Desember lalu di China. Carolyn Wu, juru bicara Apple di China, bilang dia tidak memiliki data untuk diperbandingkan dengan penjualan model sebelumnya.
"Respon konsumen terhadap iPhone 5 di China sangat luar biasa. China merupakan pasar penting bagi kami dan konsumen di sana tidak sabar untuk segera mendapatkan produk terbaru Apple," jelas Chief Executive Officer Apple Tim Cook dalam pernyataan resminya.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, saham Apple sempat jatuh ke level terendah dalam 10 bulan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, saham Apple turun 3,8% menjadi US$ 509,79 pada penutupan pasar di New York (14/12).
Penurunan saham Apple terjadi setelah Steven Milunovich, analis UBS AG, memangkas estimasi harga saham Apple menjadi US$ 700 dari sebelumnya US$ 780. Dia beralasan, ada kecemasan mengenai penurunan penjualan Apple ke depannya.
Menurut Milunovich, berdasarkan pengecekan terhadap suplier Apple, perusahaan sudah mulai memangkas produksi iPhone. Di China, handset model teranyar yakni iPhone 5, kemungkinan tingkat penjualannya tidak sebaik versi sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, penjualan iPad mini juga akan mempengaruhi penjualan tablet besar Apple.
Asal tahu saja, peluncuran iPhone 5 di pasar global dilakukan pada 5 September lalu. Sejak saat itu, sudah lebih dari 5 juta unit iPhone 5 dijual di sembilan negara. Mereka adalah AS, Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Inggris.