Reporter: Dyah Megasari, Reuters |
SYDNEY. Pertumbuhan ekonomi Australia kembali dipangkas. Hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters menunjukkan proyeksi ekonomi Australia surut lebih dalam dari perkiraan.
Ekonomi Negeri Kanguru itu sepanjang 2011 hanya akan tumbuh 1,6%. Sebelumnya, pada prediksi Mei geliat ekonomi ditargetkan naik sebesar 2,9% kemudian dipangkas menjadi 2,1% pada akhir Juli.
Bencana alam dan suramnya perekonomian global menjadi pemicu utama melambatnya ekonomi Australia. Proses pemulihan produksi batubara yang lamban dari perkiraan setelah terkena banjir awal tahun ini membuat pasar pesimis ekonomi Australia bisa tumbuh tinggi.
Sedangkan sikap hati-hati konsumen dan tingginya nilai tukar aussie juga turut mempersulit percepatan pemulihan ekonomi Australia. Tapi, kondisi negara yang kaya akan hasil tambang itu dinilai lebih baik ketimbang negara-negara lain yang terimbas krisis.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Australia diprediksi naik 3,4% pada 2012. Tapi, angka ini lebih rendah dari prediksi awal yaitu 4,3% pada jajak pendapat sebelumnya. Kondisi ini mendorong Reserve Bank of Australia (RBA) menggunting ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik dan inflasi. "Kondisi ini juga memberikan ruang bagi RBA untuk memangkas suku bunga," pendapat Erwin Poernomo, analis Valbury Asia Futures.
Suku bunga bank telah dipertahankan di level 4,75% sepanjang tahun ini. Level suku bunga tersebut dipandang lebih ketat dari kondisi normal dan jauh di atas level suku bunga bank sentral Amerika, Inggris maupun Jepang. RBA diprediksi akan mempertahankan suku bunga di level yang sama hingga September 2012.
Menteri keuangan Australia dan anggota dewan kehormatan bank sentral yaitu Martin Parkinson menilai kegagalan pembuat kebijakan zona euro membasmi krisis kawasan akan menambah risiko yang dihadapi oleh Australia.
Data inflasi Eropa dan Australia yang akan dirilis pekan depan akan menjadi data penting untuk melihat kemungkinan dilakukannya pemangkasan suku bunga oleg RBA pada sidang 1 November mendatang.