kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pria dan kulit putih mendominasi Facebook


Kamis, 26 Juni 2014 / 15:07 WIB
Pria dan kulit putih mendominasi Facebook
ILUSTRASI. BNPB memperkirakan ada peningkatan kekeringan tiga kali lipat pada musim kemarau tahun 2023.ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.


Sumber: money.cnn | Editor: Hendra Gunawan

Tak jauh berbeda dengan kebanyakan perusahaan lainnya, tenaga kerja di Facebook rupanya juga didominasi oleh kaum pria. Hal itu terungkap dalam laporan keragaman tenaga kerja Facebook yang dirilis pada Rabu (25/6) kemarin.

Facebook menjadi salah satu perusahaan teknologi informasi yang secara sukarela melaporkan keragaman tenaga kerjanya.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa 69% staff Facebook secara global adalah pria. Di mana 85% tenaga kerja adalah pekerja TI, dan 77% adalah tim manajemen, yang juga adalah pria. Selain itu, sebanyak 57% pekerja Facebook merupakan kulit putih, 34% Asia, 4% latin dan 2% berkulit hitam.

"Seperti yang dimunculkan oleh angka-angka tersebut, banyak pekerjaan yang harus kami lakukan,” kata Maxine Williams, Global Head of Diversity Facebook's dalam sebuah pernyataannya.

Laporan tersebut menunjukkan kurangnya keragaman di Facebook, sama dengan perusahaan teknologi lainnya seperti Google, Yahoo dan LinkedIn.

Pada akhir Mei kemarin, Google juga merilis sebuah laporan yang menunjukkan keragaman pekerjanya. Dimana 70% adalah laki-laki dan 61% pekerja adalah berkulit putih, sedangkan 30% adalah Asia.  

Sedangkan Linkedin terdiri dari 61% staf laki-laki, 53% berkulit putih dan 38% adalah Asia. Begitupun dengan Yahoo, yang CEOnya adalah perempuan. Yahoo memiliki tenaga kerja di AS yang merupakan 50% kulit putih, 39% Asia dan hanya 6%-nya yang berkulit hitam dan latin.

Williams mengaku sejak tahun lalu Facebook sudah membentuk Tim Keragaman  untuk meningkatkan perekrutan dan retensi untuk kelompok yang kurang terwakili.

Sebelumnya, Jesse Jackson, aktivis HAM di Silicon Valley, yang menjadi basis kantor pusat berbagai perusahaan teknologi raksasa, meminta kepada Google dan Facebook untuk lebih banyak merekrut pekerja keturunan Afrika Amerika dan latin.




TERBARU

[X]
×