Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Pemerintah Arab Saudi bersiap menjual sejumlah perusahaan. Dari privatisasi ini, negara kerajaan ini menargetkan bisa meraih dana sebanyak SR 35 miliar hingga SR 40 miliar atau setara dengan US$ 9 miliar-US$ 11 miliar hingga tahun 2020.
Menurut dokumen yang diterbitkan Saudi Press Agency, Selasa (25/4), program privatisasi perusahaan Arab Saudi ini ditargetkan juga bisa menciptakan hingga 12.000 lowongan pekerjaan. Inisiatif ini menargetkan 14 kemitraan pemerintah dan swasta alias public private partnership (PPP) dengan nilai investasi SR 24 miliar-SR 28 miliar.
Arab Saudi berencana melakukan privatisasi perusahaan pelabuhan, sektor perairan yakni Saudi Saline Water Coversion Corp (SWCC) serta perusahaan pembangkit listrik, Ras Al Khair.
Bukan itu saja, Pemerintah Arab Saudi juga masih akan melanjutkan program privatisasi di tahun-tahun mendatang dengan target dana hingga US$ 200 miliar. Ini adalah sebagai bagian dari program reformasi bertajuk Vision 2030 yang bertujuan mengubah ekonomi Arab Saudi dari ketergantungan pada minyak.
Target privatisasi senilai US$ 9 miliar-US$ 11 miliar itu tidak termasuk rencana initial public offering (IPO) Saudi Aramco. Dari IPO perusahaan minyak ini, Arab menargetkan bisa meraih dana sekitar US$ 100 miliar.
"Program privatisasi bertujuan untuk memperkuat persaingan, meningkatkan kualitas layanan dan pembangunan ekonomi," ujar Menteri Ekonomi Arab Saudi Mohammed al Tuwaijri seperti dikutip Reuters.
Arab Saudi juga ingin program ini bisa memperbaiki lingkungan bisnis dan menghilangkan hambatan sektor swasta yang kini memegang peranan besar dalam pembangunan.
Privatisasi lebih luas
Dokumen tersebut juga memetakan program privatisasi perusahaan Arab Saudi ke depan. Termasuk memprivatisasi liga sepakbola nasional serta pabrik penggilingan General Silos dan Flour Mills Organization yang merupakan bagian SWCC.
Arab Saudi juga akan mengubah skema organisasi seperti layanan sektor transportasi serta mengubah rumahsakit dan pusat penelitian King Faisal menjadi lembaga nirlaba.
Pemerintah Saudi juga akan memperkenalkan indikator baru untuk mengevaluasi proses privatisasi di setiap sektor sasaran. Secara total, program pemerintah Saudi ini ada lebih dari 100 inisiatif pada 10 sektor. Targetnya, dari investasi swasta ini bisa memberikan kontribusi bagi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi.
John Sfakianakis, mantan Penasihat Pemerintah dan Direktur Penelitian Ekonomi Pusat Penelitian Arab Saudi yang berbasis di Jeddah menyebut, rencana privatisasi ini merupakan tonggak penting. "Privatisasi perusahaan milik Arab Saudi tersebut akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas," kata dia.