Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Program bantuan vaksin Covid-19 COVAX kini telah berhasil menjangkau lebih dari 100 negara di dunia. COVAX berkomitmen untuk menyediakan vaksin Covid-19 dengan cepat dan adil kepada negara yang membutuhkan, terutama negara berpenghasilan rendah.
Melansir Reuters, program COVAX telah mengirimkan hampir 38,4 juta dosis vaksin Covid-19 ke 102 negara di enam benua. Jumlah ini berhasil dicapai enam minggu setelah mereka mulai mendistribusikan bantuan.
Sejak awal dibentuk, COVAX menawarkan harapan bagi negara-negara berpenghasilan rendah. COVAX berharap vaksin dari mereka bisa digunakan untuk memvaksin para tenaga kesehatan atau kelompok lain yang paling rentan.
Pulau St. Lucia di Karibia jadi negara ke-100 yang menerima vaksin melalui COVAX. Negara lain yang juga baru menerima bantuan ini adalah Iran, yang belakangan tengah berjuang melawan lonjakan kasus tertinggi.
Aliansi vaksin global GAVI dan WHO yang turut berperan dalam inisiasi COVAX mengakui saat ini mereka tetap mengalami beberapa penundaan pada bulan Maret dan April.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Senin (5/4) mengatakan keprihatinannya kepada negara yang masih belum memiliki cukup vaksin untuk memvaksin tenaga kesehatan.
Baca Juga: Filipina hentikan suntikan vaksin AstraZeneca untuk orang di bawah 60 tahun
Penundaan di beberapa negara diharapkan tidak menghalangi GAVI untuk mencapai target pengiriman 237 juta dosis vaksin AstraZeneca ke 142 negara pada akhir Mei.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca dipilih karena biaya produksinya palling murah dan tidak memerlukan tempat penyimpanan dengan pendinginan khusus seperti jenis vaksin lainnya.
"COVAX mungkin sudah ada di jalur yang tepat untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 ke semua negara yang bergabung pada paruh pertama tahun ini. Namun, kami memang masih menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya ini," ungkap Kepala Eksekutif GAVI, Seth Berkley.
Terlepas dari sejumlah hambatan yang dialami, COVAX tetap memasang target untuk bisa mendistribusikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin pada tahun 2021.
COVAX juga akan berusaha mendiversifikasi jenis vaksin di luar produksi AstraZeneca dan BioNTech yang saat ini jadi jenis utama yang dipasok ke banyak negara.