Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Protes besar terjadi di berbagai kota di Turki menyusul penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang didakwa atas kasus korupsi dan dugaan keterlibatan dengan kelompok teroris.
Demonstrasi yang dimulai sejak Rabu terus berlanjut hingga Jumat, menjadi aksi pembangkangan sipil terbesar dalam lebih dari satu dekade.
Puluhan ribu warga turun ke jalan dalam aksi yang sebagian besar berlangsung damai. Partai Rakyat Republik (CHP), oposisi utama, mengutuk penahanan Imamoglu sebagai bermotif politik dan menyerukan demonstrasi damai.
Baca Juga: Turki Pecat Tiga Wali Kota Kurdi Pasca Usulan Perdamaian
Namun, Presiden Tayyip Erdogan menegaskan bahwa protes yang mengganggu ketertiban umum tidak akan ditoleransi. "Kami tidak akan menyerah pada vandalisme," ujar Erdogan dalam pidatonya di Istanbul.
Meskipun pemerintah memberlakukan larangan berkumpul selama empat hari, aksi protes tetap berlangsung, termasuk di kampus-kampus universitas.
Pada Jumat malam, ribuan orang berkumpul di sekitar Balai Kota Istanbul meskipun akses menuju lokasi telah ditutup oleh otoritas setempat.
Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa, yang berujung pada bentrokan di beberapa kota seperti Izmir dan Ankara.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengonfirmasi bahwa sebanyak 97 orang telah ditahan selama aksi demonstrasi. Ketegangan diperkirakan akan meningkat pada akhir pekan, seiring dengan keputusan pengadilan mengenai kemungkinan penahanan resmi Imamoglu.
Baca Juga: 12 Orang Tewas dalam Ledakan Pabrik Bahan Peledak di Turki
Jika hal ini terjadi, dampaknya dapat memicu aksi protes lebih lanjut dan berpotensi mengguncang stabilitas pasar keuangan Turki.
Kasus yang menjerat Imamoglu menjadi sorotan dunia internasional. Sejumlah pemimpin Eropa mengecamnya sebagai kemunduran demokrasi di Turki. Imamoglu sendiri membantah semua tuduhan terhadapnya dan menegaskan tidak terlibat dalam praktik korupsi.
Selain dampak politik, penahanan ini turut mengguncang perekonomian Turki. Nilai mata uang lira anjlok hingga 12%, memaksa bank sentral untuk melakukan intervensi besar-besaran.
Saham di Bursa Efek Istanbul juga mengalami penurunan tajam, sementara inflasi melonjak hingga 39% pada bulan lalu.
CHP berencana mengumumkan Imamoglu sebagai calon presiden dalam pemilu mendatang dan akan menggelar kongres luar biasa pada 6 April. Langkah ini dilakukan guna mencegah kemungkinan intervensi pemerintah terhadap partai tersebut.
Baca Juga: KPK Tahan Wali Kota Semarang dan Suaminya
Ketidakpastian politik dan ekonomi akibat penahanan Imamoglu menambah tantangan bagi pemerintahan Erdogan, yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade.
Situasi ini masih berkembang dan diperkirakan akan terus memengaruhi dinamika politik serta ekonomi Turki dalam waktu dekat.
