Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - David Low Yi Ngo, putra miliarder batu bara Indonesia, Low Tuck Kwong dari PT Bayan Resources Tbk, telah membeli 9% saham Avillion Bhd dengan harga sekitar RM 9,25 juta atau setara dengan Rp 35,7 miliar (kurs Rp 3.860) pada harga 7 sen per saham.
Harga ini lebih tinggi dari harga private placement terbaru sebesar 4 sen per saham.
Disebutkan, Avillion disebut sedang mengalami kesulitan keuangan.
The Edge Malaysia melaporkan, pembelian ini terjadi kurang dari dua minggu setelah seorang eksekutif Bayan Resources juga bergabung sebagai pemegang saham terbesar kedua perusahaan melalui private placement.
Yi Ngo membeli 132,13 juta saham Avillion pada 20 Agustus melalui pasar terbuka, menurut laporan yang diajukan ke bursa, tak lama setelah perusahaan mengumpulkan RM 11,32 juta melalui private placement dengan harga empat sen per saham. Harga saham ditutup pada 7 sen per lembar saham pada 20 Agustus.
Masuknya Yi Ngo ke grup hotel dan perjalanan ini menyusul langkah yang dilakukan oleh kepala operasi Bayan Resources, Lim Chai Hock, yang menjadi pemegang saham terbesar kedua Avillion setelah mengakuisisi 15% saham melalui penempatan swasta awal bulan ini.
Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Indonesia, Juni 2025: Low Tuck Kwong Masih Kokoh di Puncak
Datuk Md Wira Dani Abdul Daim, putra mendiang menteri keuangan Tun Daim Zainuddin, tetap menjadi pemegang saham terbesar, meskipun kepemilikan sahamnya terdilusi menjadi 17,5% dari 21,8% setelah penggalangan dana tersebut.
Avillion berencana menggunakan dana tersebut untuk merenovasi hotel andalannya di Port Dickson, membayar pinjaman, dan untuk modal kerja.
Namun, auditor eksternalnya baru-baru ini meragukan kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya, dengan menyebutkan kerugian bersih tahun fiskal 2025 sebesar RM 8,84 juta dan posisi kas negatif sebesar RM 8,96 juta.
Tonton: Low Tuck Kwong Tetap Bertahan Sebagai Orang Terkaya di Indonesia
Saham Avillion ditutup turun 6,67% menjadi 7 sen pada hari Senin (25/8/2025). Kondisi itu menjadikan valuasi grup tersebut mencapai RM 99,10 juta. Nilai sahamnya telah turun lebih dari 55% sejak awal tahun.