Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vivian Jenna Wilson, putri Elon Musk yang berusia 20 tahun, mengungkapkan niatnya untuk meninggalkan Amerika Serikat menyusul kemenangan Presiden terpilih Donald Trump.
Melalui unggahan di Threads, Wilson menyatakan bahwa hasil pemilu baru-baru ini telah memperkuat keputusannya.
"Saya telah mempertimbangkan ini untuk beberapa waktu, tetapi kemarin membuatnya semakin jelas. Saya tidak melihat masa depan saya di Amerika Serikat,” ungkapnya.
Baca Juga: Saham Tesla Meroket! Kemenangan Trump di Pemilu AS Bawa Angin Segar bagi Raksasa EV
Kekhawatiran Atas Sentimen Pendukung Trump
Wilson menyatakan kekhawatirannya bahwa, meskipun masa jabatan Trump mungkin hanya empat tahun, sikap dan pandangan para pendukungnya akan tetap berlanjut.
"Meskipun dia hanya menjabat selama 4 tahun, meskipun peraturan anti-trans secara ajaib tidak diberlakukan, orang-orang yang dengan sukarela memilih ini tidak akan pergi ke mana-mana dalam waktu dekat," tambahnya, menyoroti kekhawatiran atas sikap anti-trans yang berkembang di masyarakat.
Hubungan yang Memburuk dengan Elon Musk
Ketegangan antara Wilson dan ayahnya, Elon Musk, telah terjadi sejak lama.
Pada tahun 2022, Wilson secara resmi mengubah nama dan identitas gendernya sebagai langkah untuk menjauhkan diri dari Musk, yang pernah mengungkapkan pandangannya bahwa putrinya telah "dibunuh oleh virus pikiran yang terbangun."
Pernyataan tersebut memperparah hubungan mereka, yang telah tegang sejak Wilson mulai transisi.
Baca Juga: Pesan Menyentuh Kamala Harris Pasca Kekalahan dalam Pemilu Presiden AS 2024
Dukungan Musk terhadap Trump Menambah Jarak dengan Putrinya
Selain hubungan yang sudah renggang, dukungan Musk terhadap Trump menambah beban bagi Wilson.
Dalam beberapa kesempatan, Wilson mengkritik Musk karena dianggap tidak terlibat dan kurang mendukung transisinya.
Dengan terpilihnya kembali Trump dan dukungan dari ayahnya terhadap presiden terpilih itu, Wilson merasa semakin perlu untuk menjauh dari lingkungan yang menurutnya tidak mendukung identitasnya, dengan mempertimbangkan untuk meninggalkan Amerika Serikat sepenuhnya.