Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Akhirnya, Raja Malaysia di-Pertuan Agong Sultan Abdullah menunjuk mantan menteri dalam negeri Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri baru pada hari Sabtu (29/2).
Keputusan ini terbilang mengejutkan, pasalnya mengesampingkan sosok Mahathir Mohamad yang mengundurkan diri lima hari lalu dan Anwar Ibrahim. Meskipun Mahathir dan Anwar mengumumkan hari ini, mereka telah bergandengan tangan lagi.
Istana menyebutkan keputusan Raja berlandaskan bahwa Muhyiddin Yassin mungkin mendapat dukungan mayoritas di parlemen.
"Yang Mulia telah memutuskan bahwa proses penunjukan perdana menteri tidak dapat ditunda," katanya menambahkan. "Ini keputusan terbaik untuk semua."
Baca Juga: Dapat dukungan koalisi, Mahathir siap maju sebagai kandidat Perdana Menteri
Rencananya, Muhyiddin akan dilantik pada hari Minggu (1/3).
"Saya hanya meminta semua orang Malaysia untuk menerima keputusan yang diumumkan oleh istana nasional," kata Muhyiddin kepada wartawan di rumahnya.
Sejauh ini, belum ada reaksi langsung dari Mahathir maupun Anwar atas penunjukan Muhyiddin.
Asal tahu, Muhyiddin (72), mendapat dukungan dari mantan partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Di mana mantan perdana menteri UNMO Najib Razak diadili karena korupsi. Muhyiddin juga mendapat dukungan dari partai Islam PAS.
Sebelumnya, Malaysia dilanda krisis politik karena pergolakan kekuasaan antara Mahathir dan Anwar. Mahathir telah berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar setelah pemilihan 2018, tetapi tidak ada tanggal yang ditentukan.
Baca Juga: Raja panggil Mahathir di tengah pertarungan dengan Anwar menjadi perdana menteri
Anwar adalah wakil Mahathir dan tokoh politik yang sedang naik daun ketika Mahathir menjadi perdana menteri pertama kali, tetapi mereka berselisih tentang cara mengatasi krisis keuangan Asia.
Anwar ditangkap dan dipenjara pada akhir 1990-an karena kasus sodomi dan korupsi, tuduhan yang katanya bermotif politik.
Selain hubungan pribadi, politik di Malaysia dibentuk oleh jalinan kepentingan etnis, agama, dan regional. Malaysia lebih dari setengah etnis Melayu, tetapi memiliki etnis China besar, India, dan minoritas lainnya