Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Alibaba Group Holding Limited telah menjelek-jelekkan Partai Komunis China yang sangat kuat dengan cara yang salah. Akibatnya, raksasa e-commerce itu menghadapi peningkatan pengawasan peraturan dari regulator China.
Melansir Benzinga yang dikutip Yahoo Finance, regulator antimonopoli di China sedang mempertimbangkan pengenaan denda lebih dari US$ 975 juta atau setara Rp 14,026 triliun (kurs Rp 14.300) kepada Alibaba. Hal tersebut pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal pada Kamis (11/3/2021), yang mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Jika denda itu benar-benar diberlakukan, maka itu akan menjadi denda tertinggi yang dibayarkan dalam sejarah perusahaan China.
Pada tahun 2015, QUALCOMM Incorporated membayar denda senilai US$ 975 juta untuk menyelesaikan investigasi antitrust atas praktik anti-persaingan.
Baca Juga: Langgar aturan monopoli, Baidu, Tencent hingga Softbank didenda pemerintah China
Akhir tahun lalu, regulator China mulai menekan Alibaba dan anak perusahaannya Ant Financial.
Ant Financial ditegur karena membahayakan sistem keuangan, dan diminta untuk melakukan perubahan yang dapat sangat menghambat prospek bisnisnya.
Alibaba harus menunda rencana IPO untuk Ant Financial.
Setelah bersikap lebih lunak terhadap Alibaba, mengingat posisi pasarnya yang dominan di China dan popularitas di kalangan investor global, regulator mengatakan raksasa e-commerce itu harus melepaskan diri dari pendirinya Jack Ma atau menghadapi sejumlah konsekuensi.
Baca Juga: Regulator China makin galak mengawasi fintech
Menurut laporan Wall Street Journal, denda akan berlaku jika Alibaba tidak sejalan dengan diktat Partai Komunis China dan tidak menghentikan kebijakan meminta pedagang lokal untuk menjaga hubungan eksklusif dengan Alibaba.
Alibaba juga mungkin terpaksa melepaskan beberapa bisnis yang bukan merupakan operasi inti ritelnya.
Baca Juga: Alibaba dipuji Beijing, Xi Jinping sudah berbaikan dengan Jack Ma?
Alibaba memiliki kantong yang dalam dan mampu membayar denda yang potensial. Beberapa eksekutif perusahaan berpendapat bahwa melunasi denda akan menghilangkan masalah di sekitar perusahaan dan sahamnya.