Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bank Sentral Singapura dikabarkan sudah melakukan diskusi dengan pihak sektor jasa keuangan terutama perbankan, untuk memperpanjang program moratorium hutam alias program keringanan kredit. Adapun, program ini sejatinya hanya berlaku hingga 31 Desember 2020 saja, antara lain berupa keringanan ekstra bagi para debitur yang terkena dampak perlambatan ekonomi akibat Covid-19.
Menurut sumber yang dimuat dalam artikel Bloomberg, Senin (28/9) salah satu topik utama dalam aturan tersebut tengah dalam pembahasan dengan Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan bank-bank lokal. Kemungkinan terbesar, regulator bakal memperpanjang program keringanan utang, terutama untuk sektor industri yang paling terkena dampak krisis Covid-19 untuk mendapat keringanan tambahan selama enam bulan.
Sumber tersebut juga mengatakan, pendekatan antar lembaga saat ini tengah dibahas. Sayangnya, rincian dan jenis debitur yang diperbolehkan mendapat keringanan tambahan masih dalam tahap penyelesaian.
Baca Juga: Ping An targetkan kelola aset offshore US$ 100 miliar dalam 5 tahun mendatang
Asal tahu saja, aturan tersebut sejatinya dikeluarkan pada bulan Maret 2020. Dalam ketentuannya, pengusaha di sektor usaha kecil dan menengah (UKM) diperkenankan untuk menunda pembayaran pokok pinjaman hingga akhir tahun 2020. Debitur di sektor konsumer juga bisa mendapat penundaan pembayaran pokok dan keringanan bunga untuk kredit pemilikan rumah (KPR).
Selain itu, individu yang kehilangan pendapatan juga boleh meminta suku bunga lebih rendah untuk kredit tanpa agunan (KTA). Perpanjangan perjanjian kredit ini diharapkan bisa membantu mengurangi beban para debitur dan pebisnis setelah diterpa perlambatan ekonomi.
Selain memberikan keringanan kredit, regulator juga telah mengeluarkan sederet kebijakan fiskal dan moneter untuk memberikan dukungan terhadap iklim usaha. Apalagi setelah terjadinya resesi di Singapura.
Salah satunya, Pemerintah Singapura sudah mengeluarkan langkah-langkah stimulus tambahan sebesar S$ 8 miliar atau sekitar US$ 5,8 miliar bulan lalu untuk meredam perlambatan ekonomi akibat Covid-19. Tercatat saat ini total stimulus terkait pandemi yang dijanjikan Singapura sudah menembus nilai S$ 100 miliar.
Direktur Pelaksana MAS Ravi Menon pada Juli 2020 lalu mengatakan, pihaknya memang terus berdiskusi dengan pihak bank dan perusahaan keuangan terkait stimulus yang bisa diberikan kepada sektor keuangan secara bertahap. Sekaligus untuk membahas bentuk stimulus yang bisa diberikan ke perbankan setelah program keringanan kredit berakhir.
Baca Juga: Meski jadi negara netral, Swiss bakal borong jet tempur baru seharga miliaran dolar
"Kami ingin menghindari efek dari penarikan tiba-tiba akibat bantuan ini," kata Menon, dalam publikasi laporan tahunan MAS. Bank Sentral sendiri telah melonggarkan kebijakan moneter untuk membantu menstabilkan ekonomi, dan telah memastikan likuiditas yang cukup di lembaga keua
Selanjutnya: Xi Jinping: China dan Kuba selamanya bersaudara
ngan.
Regulator juga meminta bank di Singapura untuk lebih selektif dalam memberikan pinjaman, dengan mengurangi pembayaran dividen mereka. Sementara itu, sampai saat ini tingkat infeksi virus Covid-19 di Singapura terus menurun, pihak berwenang juga sedang berupaya untuk membuka kembali ekonomi secara bertahap. Tentunya dengan tetap melakukan pembatasan pada sektor bisnis.