Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah pertemuan tertutup para donatur bahwa ia pernah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia akan mengebom habis-habisan Moskow jika Putin menyerang Ukraina.
Hal tersebut terungkap dari sebuah rekaman audio yang bocor.
Mengutip Daily Mail, rekaman pertemuan selama penggalangan dana 2024 tampaknya menunjukkan Trump menyatakan bahwa Rusia tidak akan pernah menginvasi Ukraina pada tahun 2022 seandainya ia masih menjabat.
Merujuk pada masa jabatan pertamanya, Trump berkata: 'Dengan Putin saya berkata, "Jika Anda pergi ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskow. Saya katakan kepada Anda bahwa saya tidak punya pilihan."'
Ia kemudian mengklaim Putin menjawab: '"Saya tidak percaya Anda, tidak mungkin"... dan saya menjawab "ya, mungkin".'
Kemudian dalam percakapan tersebut, Trump juga terdengar mengklaim bahwa ia mengeluarkan ancaman serupa kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping jika ia memilih untuk menginvasi Taiwan.
Baca Juga: Dibayangi Tarif Trump, Energi Hijau Topang Harga Tembaga
"Saya mengatakan hal yang sama kepada mereka, saya bilang 'kalau kalian masuk ke Taiwan, saya akan mengebom Beijing habis-habisan'."
Trump menambahkan, "Dia pikir saya gila. Dia bilang Beijing! Kalian bahkan tidak bisa mengebom. Saya bilang, saya tidak punya pilihan. Dia percaya 10 persen... dan kami tidak pernah punya masalah."
Pernyataan tersebut telah terungkap dalam serangkaian rekaman audio yang dibuat saat Trump sedang berkampanye di acara penggalangan dana di New York dan Florida.
Rekaman tersebut diperoleh oleh jurnalis Josh Dawsey, Tyler Pager, dan Isaac Arnsdorf, yang membagikan rekaman audio percakapan tersebut kepada CNN. Detail beberapa percakapan tersebut telah dipublikasikan dalam buku baru mereka yang berjudul 2024.
Baca Juga: Donald Trump Kenakan Tarif 32%, Indonesia Lanjutkan Negosiasi
Menanggapi laporan tersebut, Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Anna Kelly, mengatakan:
"Seperti yang berulang kali dikatakan Presiden Trump, Rusia tidak pernah berani menyerang Ukraina saat ia menjabat. Itu hanya terjadi saat Biden menjabat. Berkat kepemimpinan Presiden ini, Amerika kembali menjadi pemimpin dunia bebas, dan perdamaian yang kuat pun dipulihkan."
Sementara Trump terus mendorong gencatan senjata di Ukraina, seruannya untuk perdamaian terus-menerus ditentang oleh Putin.
Dalam kritik yang lebih tajam daripada yang pernah dilontarkan Trump terhadap mitranya, Trump menuduh pemimpin Rusia itu berbohong dalam negosiasi untuk mengakhiri perang dengan Ukraina.
"Kita menerima banyak omong kosong yang dilemparkan Putin, jika Anda ingin tahu kebenarannya," kata Trump kepada para wartawan dalam rapat Kabinetnya.
Presiden, yang telah berupaya memperbaiki hubungan dengan Moskow setelah masa jabatan Joe Biden, menyatakan bahwa kesabarannya semakin menipis terhadap pemimpin Rusia tersebut.
"Dia selalu sangat baik, tetapi ternyata tidak ada artinya," kata Trump.
Dia bahkan mengeluh bahwa gencatan senjata dalam perang tiga tahun itu "lebih sulit" daripada yang ia perkirakan.
Tonton: Trum Gelar Sidang Kabinet, Kritik Putin di Tengah Perang Rusia-Ukraina
Trump telah mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran, tetapi meskipun Ukraina telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat pada bulan Maret, Putin terus menolak.
Moskow justru melanjutkan serangan hariannya ke Kyiv dan kota-kota lain, dengan jumlah roket dan drone yang mencapai rekor baru yang diluncurkan ke Ukraina dalam semalam.