Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SAN FRANCISCO. Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan bisnis BlackBerry terganggu. Perusahaan teknologi ini memutuskan untuk melakukan efisiensi dengan merumahkan 4.500 tenaga kerjanya. Angka tersebut setara dengan 40% lebih armada kerjanya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi.
Apalagi, pada kesempatan yang sama, BlackBerry juga mengumumkan pendapatan dan laba bersih yang turun lebih bersar dibanding estimasi Wall Street.
Sebagai bagian dari restrukturisasi yang masif ini, BlackBerry juga memangkas target dari operational expenditures sebesar 50% pada akhir kuartal pertama di tahun fiskal 2015.
Saat pengumuman berita tersebut, perdagangan saham BlackBerry disuspen sementara waktu di Nasdaq dan Toronto Stock Exchange. Pasalnya, saham BlackBerry amblas 20% lebih. Sebelum suspensi pada transaksi akhir dilakukan, saham BlackBarry berada di posisi US$ 10,27, turun 0,25 atau turun 2,38%.
"Saham BlackBerry turun dari tebing. Tapi apa yang Anda harapkan saat mengumumkan bahwa Anda menyerah di penjualan? Siapa yang mau melakukan komitmen terhadap platform yang kemungkinan akan tutup?" ujar Collin Gillis, analis BGC Partners.
BlackBerry memprediksi kerugian di kuartal dua tak termasuk sejumlah items adalah 47 sen hingga 51 sen per saham. Prediksi ini lebih besar dari kerugian di tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar 27 sen.
BlackBerry juga meramal pendapatan akan turun menjadi US$ 2,6 miliar dari US$ 3,1 miliar setahun lalu.