kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Risalah FOMC: The Fed optimistis karena UU Pajak


Kamis, 04 Januari 2018 / 07:11 WIB
Risalah FOMC: The Fed optimistis karena UU Pajak


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hasil notulensi rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) Desember yang dirilis tadi malam menunjukkan, petinggi The Federal Reserve memprediksi pemangkasan pajak korporat dan individu akan mengerek anggaran belanja dan bisnis. Meski demikian, bank sentral AS ini masih tidak yakin dampak yang diakibatkan dari undang-undang perpajakan yang baru.

Anggota FOMC menaikkan ekspektasi pertumbuhan PDB 2018 dari 2,1% menjadi 2,5%.

"Mayoritas partisipan mengindikasikan perubahan yang prospektif pada kebijakan pajak federal merupakan faktor yang dapat mendorong mereka meningkatkan proyeksi pertumbuhan PDB riil dalam beberapa tahun ke depan," demikian hasil notulensi tersebut seperti yang dikutip dari CNBC.

FOMC merupakan unit pemutus kebijakan moneter The Fed. Komite ini pada rapat tersebut memilih untuk menaikkan suku bunga acuannya menjadi 1,25% hingga 1,5%. Suku bunga ini berhubungan erat dengan suku bunga kredit konsumen.

Mayoritas diskusi yang terefleksi dari hasil notulensi menunjukkan besarnya pengamatan terhadap ekonomi. Hasil kesimpulan rapat merujuk pada perbaikan yang signifikan terhadap tingkat upah seiring dengan turunnya angka pengangguran ke level 4,1%.

Notulensi tersebut juga menulis, anggaran liburan sangat kuat di sejumlah distrik. Mayoritas anggota FOMC memprediksi, pemangkasan pajak mendongkrak anggaran belanja konsumen. Sebagai tambahan, FOMC mengamati bahwa harga di pasar saham juga semakin membaik, di mana indeks S&P 500 melonjak sekitar 20%.

"Indeks harga saham yang luas naik selama periode intermeeting, yang mungkin mencerminkan persepsi sebagian investor terhadap kemungkinan kenaikan akibat perundang-undangan pajak federal dan potensi dorongan pendapatan perusahaan," demikian bunyi risalah tersebut.

Melihat kondisi secara lebih luas, dokumen tersebut mengatakan: "Aktivitas ekonomi riil tampaknya tumbuh dengan kecepatan yang solid, didukung oleh keuntungan dalam belanja konsumen dan bisnis, kondisi keuangan yang mendukung, dan ekonomi global yang membaik."

Namun, notulensi FOMC itu juga beberapa kali mencatat bahwa para anggota The Fed tetap tidak yakin mengenai seberapa banyak dorongan dalam perekonomian yang berasal dari kebijakan pajak. Misalnya, anggota FOMC "tidak yakin" tentang dampak pemotongan pajak terhadap pasokan tenaga kerja.

Ada juga kekhawatiran, seperti disampaikan dari kontak bisnis, perusahaan seperti mendapatkan rejeki nomplok dari pemotongan pajak akan menggunakannya untuk dividen dan pembelian kembali saham.

Para anggota rapat juga tetap berselisih ketika sampai pada pembahasan inflasi. The Fed telah secara konsisten tidak berhasil mencapai tingkat inflasi sebesar 2%, dan para anggota mendiskusikan panjang lebar mengenai alasan mengapa inflasi tetap rendah.

Pejabat Fed secara kolektif melihat inflasi cenderung memenuhi target dalam jangka menengah. Namun dua anggota FOMC -Neel Kashkari dan Charles Evans- memilih untuk tidak mengerek suku bunga karena mereka ingin melihat lebih banyak kemajuan pada target inflasi tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×