Reporter: Hari Widowati | Editor: Uji Agung Santosa
LONDON. Risiko terjadinya resesi ganda alias double dip recession yang ditunjukkan dengan kurva berbentuk huruf W meningkat signifikan. Riset Standard Chartered Global Focus dari Standard Chartered Bank (SCB) memprediksi, koreksi pertumbuhan ekonomi global bakal terjadi pada semester kedua 2010.
Menurut Gerard Lyons, Ekonom dan Kepala Grup Riset Global Standard Chartered Bank Inggris, perlambatan ekonomi bisa terlihat pada Purchasing Managers Index (PMI). Indeks ini menggambarkan aktivitas pesanan baru, stok, produksi, pasokan bahan baku, dan lingkungan tenaga kerja.
Berdasarkan data Bloomberg dan riset SCB, kurva PMI pada tahun 2007 menunjukkan indeks komposit PMI global berada di angka 57. Pada 2008, indeks PMI global turun ke 47 lalu turun tajam ke 36 pada 2009. Pada semester I ini, indeks PMI global naik ke angka 53, tetapi memasuki semester II 2010 terlihat ada tren penurunan.
"Ada sejumlah berita yang mengecewakan, yang tidak membantu memperkuat kepercayaan di pasar finansial," ujar Lyons dalam laporan yang diterima KONTAN, Senin (12/7). Contohnya, ada kesenjangan pendanaan yang lebar antara perbankan Eropa dengan realisasi pertumbuhan di Uni Eropa yang rendah akibat pengetatan anggaran.
Namun, prospek pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, terutama di negara-negara berkembang masih positif. Pertumbuhan negara-negara yang umumnya ada di belahan timur dunia ini sungguh kontras dengan dunia barat yang tengah terpuruk.
"Resesi ganda jarang terjadi pada masa pemulihan tetapi bukan tidak mungkin terjadi," tandasnya. Menurut SCB, resesi ganda bisa terjadi kalau ada guncangan yang menyebabkan harga minyak bergolak dan pengetatan kebijakan moneter yang prematur.