Sumber: Telegraph | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - INGGRIS. Raksasa internet seperti Amazon harus membayar pajak penjualan baru untuk mendukung toko-toko di jalan raya Inggris yang sedang kesulitan. Hal ini diungkapkan oleh bos Tesco sebuah perusahaan supermarket berbasis internasional.
Dave Lewis, yang telah menjadi CEO Tesco sejak 2014 memperingatkan bahwa sistem tarif bisnis saat ini adalah "tidak berkelanjutan" karena banyak toko menghadapi tagihan untuk properti yang memberatkan. Sementera mereka harus berjuang melawan persaingan dengan bisnis online yang membayar pengeluaran lebih sedikit.
Komentarnya muncul ketika sebuah laporan mendapati bahwa tingkat hunian toko kosong dan mencapai level tertinggi empat tahun. Lewis mengatakan sistem tarif bisnis Inggris hampir tidak berevolusi sejak tahun 1988.
Perusahaan riset ritel Springboard mengatakan tingkat kekosongan naik menjadi 10,2% dalam tiga bulan pertama tahun 2019. Padahal di akhir tahun lalu masih 9,9% tingkat kekosongannya.
Dalam tulisannya di Daily Mail, Lewis mengatakan: Miliaran pound telah bergeser ke bisnis online, tetapi sistem tarif tidak pernah dirancang untuk menjelaskan hal ini.
“Sistem harga bisnis kami hampir tidak berevolusi sejak 1988, namun cara orang berbelanja telah berubah secara mendalam. Ritel online telah tumbuh secara dramatis, sementara penjualan di toko-toko telah jatuh," kata Lewis.
Tercatat Amazon membayar hanya £ 63 juta untuk bisnisnya di Inggris tahun lalu, meskipun laporan penjualan mencapai £ 8,8 miliar.
Sementara, M&S membayar sekitar £ 184 juta dengan penjualan tahunan sebesar £ 10,7 miliar. Sedangkan Tesco membayar £ 700 juta pada penjualan sebesar £ 63,9 miliar.