Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Penulis Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki telah membocorkan alasan mengapa dia menyukai bitcoin dan sejak kapan dia mulai berinvestasi dalam mata uang kripto.
Melansir Bitcoin.com, Robert Kiyosaki bahkan memprediksi harga Bitcoin bisa menembus US$ 100.000.
Dia menekankan bahwa crypto tidak membutuhkan dana talangan Fed atau pemerintah karena itu adalah “uang rakyat.”
Alasan Robert Kiyosaki Menyukai Bitcoin
Robert Kiyosaki membagikan alasannya di Twitter hari Kamis mengapa dia menyukai bitcoin.
Dalam tweetnya dia menjelaskan bahwa bertahun-tahun yang lalu, dia menyaksikan harga cryptocurrency terbesar naik menjadi US$ 20.000 dan kemudian kehilangan hampir semua nilainya. Saat itu, dia mengira bitcoin sudah habis.
Namun, ketika harga bitcoin perlahan naik ke level US$ 6.000, dia membeli lebih banyak lagi bitcoin. Alasannya adalah orang mendukung bitcoin dan bukan Fed atau pemerintah.
Bitcoin tidak membutuhkan The Fed atau pemerintah untuk menyelamatkannya karena ini adalah uang rakyat.
Dalam acara Radio Rich Dad baru-baru ini, penulis terkenal itu mengungkapkan bahwa dia membeli 60 bitcoin seharga US$ 6.000 per koin. Dia juga sebelumnya mengatakan bahwa dia membeli lebih banyak BTC seharga US$ 9.000.
Baca Juga: Pengkritik Sebut Robert Kiyosaki Ajarkan Taktik Ilegal, Ini Gagasan Kontroversialnya
Kiyosaki telah merekomendasikan bitcoin bersama emas dan perak selama beberapa waktu. Dia baru-baru ini mengatakan dia memperkirakan harga bitcoin akan terus meningkat.
Dia menyebutkan level US$ 100.000 sebagai harga bitcoin di masa yang akan datang. Sebelumnya, dia memperkirakan pada bulan Februari bahwa bitcoin akan mencapai level US$ 500.000 pada tahun 2025. Sementara emas akan mencapai level US$ 5.000 dan perak mencapai US$ 500 dalam periode waktu yang sama.
Baca Juga: Tips Kaya Robert Kiyosaki: Jangan Mengikuti Hal karena Populer
Penulis terkenal itu juga berulang kali memperingatkan tentang ekonomi AS dan pergerakan dolar AS. Bulan lalu, dia memperkirakan pendaratan darurat untuk ekonomi AS, mencatat bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve akan menghancurkan saham, obligasi, real estat, serta dolar AS. Dia juga memperingatkan hiperinflasi.