Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal dan drone ke fasilitas militer Israel pada hari Rabu (17/4). Serangan tersebut melukai setidaknya 14 tentara Israel.
Dalam pernyataannya, Hizbullah mengatakan pihaknya melancarkan serangan gabungan dengan peluru kendali dan drone peledak terhadap pusat komando pengintaian militer baru di Arab al-Aramshe, sebuah desa berpenduduk mayoritas Arab di Israel utara dekat perbatasan Lebanon.
Mengutip Al Jazeera, militer Israel mengatakan 14 tentaranya terluka dalam serangan tersebut dan enam lainnya dalam kondisi serius. Tak lama, militer Israel melaporkan bahwa jet tempur mereka telah menyerang infrastruktur Hizbullah di Lebanon timur.
Baca Juga: UNRWA: Bencana Kelaparan di Gaza adalah Ciptaan Manusia
Konflik Hizbullah-Israel
Serangan Hizbullah itu dilancarkan satu hari setelah Israel menyerang Lebanon selatan dan menewaskan tiga orang, termasuk seorang komandan lapangan Hizbullah yang diidentifikasi oleh tentara Israel sebagai Ismail Yusaf Baz.
Israel mengatakan, serangannya menewaskan dua komandan lokal Hizbullah dan seorang agen lainnya.
Pada hari Senin, beberapa tentara Israel yang menyeberang ke wilayah Lebanon terluka ketika Hizbullah meledakkan alat peledak.
Baca Juga: Ini 3 Risiko yang akan Terjadi Jika Israel Membalas Serangan Iran
Konflik Hizbullah-Israel memasuki fase intens selama lebih dari enam bulan, bersamaan dengan perang di Gaza. Ini juga merupakan bentrokan paling serius antara keduanya sejak mulai bermusuhan pada tahun 2006.
Gesekan terbaru pekan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik akan meluas ke kawasan. Terlebih lagi, Iran yang menjadi pendukung Hizbullah juga baru saja melancarkan serangan skala besar ke Israel.
Israel mengatakan, pihaknya akan merespons meskipun beberapa negara Barat yang menjadi sekutunya telah mendesak untuk menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah.