Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Produsen aluminium Rusia Rusal melaporkan kerugian bersih pada paruh pertama tahun ini pada Jumat (15/8/2025).
Terbebani melonjaknya biaya, meningkatnya beban bunga, dan fluktuasi nilai tukar yang membebani pendapatan perusahaan.
Baca Juga: Rusia Batasi Panggilan Telegram dan WhatsApp, Apa Alasannya?
Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong ini, produsen aluminium terbesar di luar China, membukukan kerugian bersih sebesar US$87 juta untuk enam bulan hingga 30 Juni, berbalik dari laba US$565 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Rusal menghadapi tekanan berkelanjutan lebih dari tiga tahun akibat dampak sanksi Barat terhadap Rusia terkait perang di Ukraina.
Meski tidak secara langsung disanksi, beberapa pembeli Barat memilih menghindari kontrak baru untuk logam Rusia.
Beban keuangan melonjak sebesar US$408 juta, mencerminkan meningkatnya bunga dari pinjaman bank dan perusahaan, obligasi, serta biaya lain, sementara kerugian akibat nilai tukar menambah beban sebesar US$181 juta.
Baca Juga: Jelang Pertemuan dengan Trump, Putin Diyakini Siap Uji Coba Rudal Jelajah Baru
Biaya penjualan meningkat sekitar 40% menjadi US$6,11 miliar, didorong oleh kenaikan volume penjualan aluminium primer, harga alumina dan bahan baku yang lebih tinggi, serta tingginya biaya listrik dan transportasi.
Meski demikian, pendapatan Rusal naik 32% menjadi US$7,52 miliar berkat peningkatan penjualan aluminium primer dan aloi.