Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Pemerintahan di Moskow dan Beijing berencana lebih sering menggunakan mata uang nasional mereka sendiri dalam transaksi dagang internasional, demikian kata Presiden Rusia Vladimir Putin kepada wartawan pada hari Selasa (11/09).
"Pihak Rusia dan Cina menyampaikan konfirmasinya dalam menggunakan mata uang nasional lebih aktif dalam pembayaran timbal balik," kata Putin bersama pemimpin Tiongkok, Xi Jinping setelah pembicaraan di Forum Ekonomi Timur (EEF) di kota Vladivostok, Rusia.
Meningkatkan stabilitas
Putin mengatakan kebjakan ini akan "meningkatkan stabilitas pelayanan bank-bank operasi ekspor dan impor sementara ada risiko yang sedang berlangsung di pasar global."
Rusia semakin mendekat ke Cina untuk investasi, setelah terjadi penurunan tajam dalam hubungan dengan Barat pasca aneksasi Krimea dari Ukraina tahun 2014.
Cina mencari sekutu di tengah meningkatnya kritik terhadap militerisasi Laut Cina Selatan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan praktik perdagangan yang tidak adil.
Presiden Xi Jinping mengatakan pada hari Selasa (11/09) bahwa Rusia dan Cina harus bekerja sama untuk menentang proteksionisme perdagangan dan apa yang dia sebut pendekatan unilateral untuk masalah internasional.
"Dalam situasi internasional yang berubah dengan cepat dengan meningkatnya ketidakstabilan dan ketidakpastian, kerja sama antara Rusia dan China semakin penting," kata Xi.
Melakukan kerjasama ekonomi
Kedua pemimpin itu menandatangani perjanjian kerja sama produksi dan investasi di Timur Jauh, mengembangkan kerjasama perdagangan, ekonomi dan investasi Rusia-Cina di Timur Jauh Rusia.
Sementara Rusia memulai latihan militernya yang terbesar sejak Perang Dingin pada hari Selasa (11/09). Latihan militer Vostok 2018 akan berlanjut hingga 17 September dan akan melibatkan kontingen tentara Cina.