kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Rusia: Saat Ini Kami Sedang Melawan NATO di Ukraina


Rabu, 11 Januari 2023 / 10:45 WIB
Rusia: Saat Ini Kami Sedang Melawan NATO di Ukraina
ILUSTRASI. Bendera NATO berkibar di depan Monumen Kemerdekaan di Kyiv, Ukraina 30 Januari 2022. REUTERS/Valentyn Ogirenko


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, pada hari Selasa (11/1) menggambarkan bahwa yang terjadi di Ukraina saat ini bukan lagi perang antara Rusia dengan Ukraina, melainkan antara Rusia dengan NATO.

Patrushev yang merupakan salah satu pendukung garis keras Putin tetap menjanjikan menjanjikan kemenangan di Ukraina. Di sisi lain, dirinya juga menyadari bahwa pasukan Rusia telah mengalami kemunduran di medan perang.

Dalam wawancara terbarunya dengan surat kabar Argumenti i Fakti yang dikutip Reuters, Patrushev menyebut aliansi negara-negara Barat di NATO menjadi alasan mengapa perang masih terus berlangsung.

Patrushev bahkan menyebut negara-negara Barat sedang berusaha memecah Rusia.

Baca Juga: 50 Unit Kendaraan Tempur Bradley AS Segera Meluncur ke Ukraina

"Peristiwa di Ukraina bukanlah bentrokan antara Moskow dan Kyiv, ini adalah konfrontasi militer antara Rusia dan NATO, dan terutama Amerika Serikat dan Inggris. Rencana mereka adalah untuk memisahkan Rusia, dan akhirnya menghapusnya dari peta politik dunia," kata Patrushev.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menyebut bahwa NATO dan Amerika Serikat adalah bagian dari konflik Ukraina.

"Secara de facto mereka telah menjadi pihak tidak langsung dalam konflik ini dengan memompa Ukraina dengan senjata, teknologi, informasi intelijen, dan sebagainya," kata Peskov.

Pernyataan sejalan sebelumnya juga pernah dilontarkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dirinya menilai bahwa perang di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan.

Baca Juga: Rusia Umumkan Jumlah Peralatan Tempur Ukraina yang Hancur Selama Perang

Putin pun menegaskan bahwa Rusia akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi dirinya sendiri dan rakyatnya dari agresor mana pun.

Amerika Serikat tentu membantah tuduhan tersebut. Bahkan Presiden Joe Biden mengingatkan bahwa konflik antara Rusia dan NATO bisa sangat berbahaya karena berpotensi memicu Perang Dunia Ketiga.

Invasi Rusia ke Ukraina memang menjadi salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Peristiwa ini juga menjadi konfrontasi militer terbesar antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962, di mana Uni Soviet dan Amerika Serikat nyaris melakukan perang nuklir.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×