kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia Sebut Lebih 1 Juta Orang Dievakuasi dari Ukraina ke Rusia Sejak 24 Februari


Senin, 02 Mei 2022 / 17:02 WIB
Rusia Sebut Lebih 1 Juta Orang Dievakuasi dari Ukraina ke Rusia Sejak 24 Februari
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebut Lebih 1 Juta Orang Dievakuasi dari Ukraina ke Rusia Sejak 24 Februari.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MOSKOW.  Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan sejak 24 Februari 2022, ada lebih dari 1 juta orang telah dievakuasi dari Ukraina ke Rusia. Hal itu dikatakan Lavrov dalam sambutannya yang diterbitkan pada Sabtu pagi.

Lavrov merinci, ada 1,02 juta orang yang dievakuasi termasuk 120.000 orang asing dan orang-orang yang dievakuasi dari wilayah Ukraina yang memisahkan diri yang didukung Rusia, yang disebut republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang diakui Rusia sebagai kemerdekaan sesaat sebelum meluncurkan invasinya.

Menurut data dari PBB, lebih dari 5,4 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak awal invasi. Moskow menyebutnya sebagai "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya. Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

Lavrov, dalam komentarnya kepada kantor berita resmi China Xinhua yang dipublikasikan di situs kementerian luar negeri Rusia, mengatakan 2,8 juta orang di Ukraina telah meminta untuk dievakuasi ke Rusia.

Baca Juga: Finlandia Akan Putuskan Ajukan Keanggotaan NATO pada 12 Mei Mendatang

Ukraina mengatakan bahwa Moskow telah dengan paksa mendeportasi ribuan orang ke Rusia.

Upaya untuk mengevakuasi warga sipil dari beberapa daerah garis depan, termasuk pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, telah berulang kali gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan. 

Lavrov mengatakan bahwa jika Amerika Serikat dan NATO "benar-benar" tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, mereka harus berhenti mengirim senjata ke Kyiv.

"Dengan secara terbuka menyatakan dukungan untuk rezim Kyiv, negara-negara NATO melakukan segalanya untuk mencegah berakhirnya operasi melalui perjanjian politik," kata Lavrov.

Baca Juga: Hari Kemenangan 9 Mei, Rusia Makin Tingkatkan Serangan di Ukraina?




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×