kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham Alibaba di Hong Kong Melorot 8%, Imbas Penangguhan Spin off Unit Cloud


Jumat, 17 November 2023 / 09:42 WIB
Saham Alibaba di Hong Kong Melorot 8%, Imbas Penangguhan Spin off Unit Cloud
ILUSTRASI. Saham Alibaba Group yang terdaftar di Hong Kong merosot 8% pada hari Jumat setelah membatalkan rencana spin off bisnis cloud-nya REUTERS/Aly Song/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Saham Alibaba Group yang terdaftar di Hong Kong merosot 8% pada hari Jumat setelah perusahaan itu membatalkan rencana untuk memisahkan bisnis cloud-nya, dengan alasan ketidakpastian atas pembatasan AS terhadap chip yang digunakan dalam aplikasi kecerdasan buatan.

Mengutip Reuters, Jumat (17/11), saham Alibaba jatuh ke level HK$ 75,0, turun 7,8%, pada pembukaan perdagangan, reaksi pertama di Asia sejak pengumuman pada Kamis malam. Sekuritas perusahaan yang terdaftar di AS ditutup turun 9%.

Alibaba, yang pernah menjadi saham paling berharga di Asia, bernilai sekitar US$ 830 miliar pada puncaknya pada Oktober 2020, namun kini nilainya kurang dari seperempat, karena raksasa e-commerce ini menjadi pusat perhatian dalam tindakan keras sektor teknologi di Beijing dan ketika perekonomian China melambat. 

Baca Juga: Bursa Asia Mixed, Mayoritas Indeks Melemah Pada Jumat (17/11) Pagi

Kekhawatiran Alibaba terhadap pembatasan ekspor AS muncul setelah kekhawatiran serupa muncul minggu ini oleh raksasa teknologi China Tencent Holdings yang mengatakan pembatasan tersebut akan memaksanya mencari alternatif yang diproduksi di dalam negeri.

Berita ini menggarisbawahi tantangan yang lebih luas yang dihadapi perusahaan-perusahaan teknologi besar China karena pembatasan ekspor AS mempersulit mereka mendapatkan pasokan chip penting dari perusahaan-perusahaan AS.

Pada bulan Maret, Alibaba mengumumkan rencana untuk mengembangkan bisnis cloud sebagai bagian dari restrukturisasi terbesar dalam 24 tahun sejarahnya.

Para analis pada bulan Maret memperkirakan divisi cloud bisa bernilai US$ 41 miliar- US$ 60 miliar tetapi analis juga memperingatkan bahwa pencatatannya dapat menarik perhatian baik dari regulator China dan luar negeri karena banyaknya data yang dikelolanya.

Perusahaan yang berbasis di Hangzhou, dalam mengumumkan pendapatan kuartalannya pada hari Kamis, juga menunda rencana pencatatan untuk bisnis bahan makanan Freshippo.

Baca Juga: Wall Street Jatuh, Investor Menunggu Kabar The Fed di Tengah Rilis Kinerja Emiten

Alibaba melaporkan pendapatan kuartal kedua sebesar 224,79 miliar yuan ($31,01 miliar), sejalan dengan perkiraan analis sebesar 224,32 miliar, menurut data LSEG.

Eddie Wu, kepala eksekutif Alibaba, dalam laporan pendapatan merinci strategi masa depan perusahaan. Ia mengatakan bahwa setiap bisnisnya akan menghadapi pasar dengan lebih independen dan mereka akan melakukan tinjauan strategis untuk membedakan antara bisnis inti dan non-inti.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×