Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Saham Nippon Steel menguat pada Senin (26/5) di Tokyo setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan dukungannya terhadap tawaran perusahaan senilai US$ 14,9 miliar untuk U.S. Steel.
Mengutip Reuters, Senin (26/5), Trump mengatakan dalam sebuah posting di Truth Social bahwa kemitraan yang direncanakan antara kedua perusahaan akan menciptakan sedikitnya 70.000 pekerjaan dan menambah US$ 14 miliar bagi ekonomi AS.
Trump menambahkan bahwa sebagian besar investasi itu akan terjadi dalam 14 bulan ke depan dan mengatakan ia akan mengadakan rapat umum di U.S. Steel di Pittsburgh pada hari Jumat, tanpa memberikan rincian.
Baca Juga: Trump Mendukung Rencana Akuisisi US Steel oleh Nippon Steel
Tidak jelas apakah istilah kemitraan Trump mengacu pada akuisisi penuh U.S. Steel yang tengah diupayakan Nippon Steel.
Gedung Putih tidak menanggapi pertanyaan tentang pengumuman tersebut pada hari Jumat.
Namun, saham U.S. Steel melonjak 21% pada hari Jumat karena investor menafsirkan komentar dari Trump, yang awalnya menentang kesepakatan tersebut, yang berarti Nippon Steel telah menerima persetujuannya untuk pengambilalihan yang telah direncanakan sejak lama, rintangan besar terakhir untuk kesepakatan tersebut.
Baik U.S. Steel maupun Nippon Steel memuji komentar tersebut.
Bagi Nippon Steel, produsen baja terkemuka Jepang, kesepakatan tersebut merupakan inti dari strategi ekspansi globalnya.
Kesepakatan tersebut akan meningkatkan produksi menjadi 86 juta metrik ton dari 63 juta ton saat ini - pada saat permintaan domestik menurun.
Baca Juga: Biden Tunda Eksekusi Akuisisi Nippon Steel Pada U.S. Steel
Saham Nippon, produsen baja terbesar keempat di dunia, naik 5% menjadi 3.025 yen di Tokyo setelah tidak diperdagangkan dengan kelebihan pesanan beli pada awal hari. Saham Nippon merupakan saham dengan persentase kenaikan terbesar pada indeks acuan Nikkei 225 Tokyo.
Data Asosiasi Baja Dunia menunjukkan, penggabungan ini akan menciptakan produsen baja terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume, setelah Baowu Steel Group dari China dan ArcelorMittal yang berbasis di Luksemburg.