Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat Joe Biden menunda eksekusi keputusan pembatalan akuisisi Nippon Steel atas U.S. Steel hingga Juni 2025. Sebelumnya pada 3 Januari 2025, Biden memblokir akuisisi tersebut karena alasan keamanan.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada minggu ini mengatakan, kesepakatan ini telah dianalisisis badan peninjau antar lembaga, Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS). Penundaan juga akan memberi waktu bagi pengadilan meninjau tuntutan hukum yang diajukan U.S. Steel dan Nippon Steel terhadap perintah yang dikeluarkan Biden.
Para pihak sebelumnya diberi waktu 30 hari untuk membatalkan transaksi. "Kami senang CFIUS telah memberikan perpanjangan hingga 18 Juni 2025 atas persyaratan dalam Perintah Eksekutif Presiden Biden, di mana para pihak diminta secara permanen membatalkan transaksi tersebut," kata perusahaan, dikutip Reuters, kemarin.
Baca Juga: Wall St Week Ahead-Inflation Report Could Rattle Markets after Bond Yields Climb
U.S Steel dan Nippon Steel berharap dapat menyelesaikan transaksi ini. Keduanya menjamin masa depan industri baja Amerika dan semua pemangku kepentingan.
U.S. Steel dan Nippon Steel dalam gugatan menuduh tinjauan CFIUS dipengaruhi penolakan Biden, sehingga mereka tidak mendapatkan hak untuk tinjauan secara adil.
Keduanya meminta pengadilan banding federal untuk membatalkan keputusan Biden dan meminta tinjauan baru. CFIUS yang berada di bawah Menteri Keuangan biasanya memutuskan sendiri kasus merger dan akuisisi.
Tapi dalam kasus U.S. Steel-Nippon Steel, panel gagal mencapai konsensus, sehingga keputusan diserahkan kepada Biden. CFIUS juga biasanya menerima kesepakatan yang melibatkan negara sekutu dekat. terutama negara G7, termasuk Jepang.
Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengaku kecewa. "Jepang adalah investor terbesar di AS. Ada ketidaknyamanan meluas dalam komunitas bisnis," kata Iwaya.
Baca Juga: Prediksi IMF Terbaru Soal Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Tekanan Inflasi 2025