Reporter: Dyah Megasari, Reuters |
TORONTO. Research In Motion (RIM) kehabisan tenaga dihajar persaingan yang ketat di pasar smartphone. RIM yang produknya dikenal dengan merek BlackBerry menyerah terhadap pesaing utamanya yaitu Apple dan Google. Bahkan beberapa analis memangkas rekomendasi RIM karena dikhawatirkan tak bisa mengejar ketertinggalan.
Saham langsung terpuruk Jumat lalu setelah perusahaan riset mengatakan pangsa pasar RIM di kelas high end menyempit dalam tiga bulan yang berakhir April lalu. Sedangkan saham Google dengan platform Android justru melonjak hingga 36,4% dan Apple dengan produk andalan iPhone naik 26%. RIM terpaksa turun menjadi 25,7% dari penurunan kuartal sebelumnya yang sebesar 30,4%.
Sterne Agee analis di Shaw Wu mengatakan, perjuangan perusahaan Kanada dalam persaingan maha dahsyat ini tak akan mudah. Apalagi, Apple yang menyediakan layanan iCloud diprediksi akan semakin membuat pangsa pasar RIM terpuruk.
Dari posisi harga tertinggi Februari lalu yaitu US$ 70, saham RIM sudah terpangkas lebih dari 40% setelah Apple dan Google mengubah aplikasi smartphone berbasis Android. Bahkan, saham RIM diperdagangkan 3,7% lebih rendah dari indeks Nasdaq di US$ 38,93 level terendah sejak Maret 2009 di US$ 40 per saham.
UBS langsung menurunkan target harga saham seiring keprihatinan atas peningkatan persaingan yang sangat pesat ini. Peluncuran RIM BlackBerry Bold pada musim panas ini dinilai tak tepat waktu.
UBS, memotong target harga menjadi US$ 45 dari US$ 60 dan menyatakan tak percaya pada struktur manajemen RIM.
Sterne Agee, memotong target harga saham menjadi US$ 44 dari US$ 52. Ia mengatakan peluncuran iCloud, musik online Apple dan layanan penyimpanan lebih menarik ketimbang aplikasi yang ditawarkan RIM. Apalagi, jika Apple berencana memberikan aplikasi secara gratis, pendapatan dan laba RIM akan terkikis secara signifikan.