Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kepemimpinan wasit Ahmed Al-Kaf dalam laga Bahrain vs Indonesia bukan satu-satunya pengganjal hati pendukung timnas Indonesia. Sosok Salman bin Ibrahim Al Khalifa yang menjabat Presiden AFC juga jadi perhatian.
Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa saat ini menjabat Presiden AFC (Asian Football Confederation). Dirinya telah menjabat sejak 2 Mei 2013.
Panjangnya masa jabatan Salman bukan masalah, melainkan latar belakang pribadinya.
Salman diketahui merupakan bagian dari House of Khalifa, keluarga kerajaan Bahrain. Dirinya juga sempat menjabat Presiden BFA (Bahrain Football Association) pada periode 2002-2013.
Dirinya merupakan putra kedua dari Ibrahim bin Hamad al-Khalifa dan Aisha binti Salman al-Khalifa, putri Salman bin Hamad Al Khalifa I, penguasa Bahrain dari tahun 1942 hingga wafat pada tahun 1961.
Baca Juga: Catatan Kontroversi Wasit Ahmed Al-Kaf yang Pimpin Laga Bahrain vs Indonesia
Kontroversi Laga Bahrain vs Indonesia
Latar belakang Salman sebagai keluarga kerajaan Bahrain sekaligus Presiden AFC diduga berpengaruh pada hasil laga Bahrain vs Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 kemarin malam, Kamis (10/10).
Meski sempat tertinggal akibat gol tendangan bebas Mohamed Marhoon di menit 15', timnas Indonesia akhirnya mampu membalikkan keadaan lewat gol Ragnar Oratmangoen di menit 45+3' dan Rafael Struick di menit 74'.
Tim wasit memutuskan untuk memberikan perpanjangan waktu selama 6 menit karena pertandingan memang sering dihentikan.
Sayangnya, wasit Ahmed Al-Kaf tak kunjung meniup pluit panjang meski waktu telah menunjukkan 90+6'.
Benar saja, di menit 90+9' Mohamed Marhoon kembali mencetak gol untuk menyamakan kedudukan. Tepat setelah kick-off, Ahmed Al-Kaf baru mengakhiri pertandingan.
Baca Juga: Shin Tae Yong Kritik Wasit: Kepemimpinannya Harus Diperbaiki
Keputusan itu dikritik banyak pihak, termasuk kepala pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong (STY).
Menurutnya, kualitas wasit harus diperbaiki jika AFC ingin berkembang ke arah kemajuan. STY juga menyinggung perpanjangan waktu yang melebihi batas serta deretan keputusan wasit Al-Kaf yang bias.
"Soal tambahan waktu, yang seharusnya enam menit namun menjadi lebih dari sembilan menit. Lalu, keputusan-keputusan wasit yang menurut saya bias. Saya rasa semua orang bisa memahami kenapa para pemain kami kesal dengan keputusan-keputusan tersebut," kata STY dalam konferensi pers usai laga semalam.
Setelah ini timnas Indonesia akan menghadapi China pada 15 Oktober 2024.