/2019/01/08/2068164649.jpg "Samsung Diprediksi Raup Laba Tertinggi Sejak 2022 Berkat Lonjakan Harga Chip Memori")
Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samsung Electronics Co. Ltd. diperkirakan akan mencatat laba operasional tertinggi sejak 2022, didorong oleh kenaikan harga chip memori yang kuat seiring meningkatnya permintaan server dan pemulihan stok pelanggan.
Berdasarkan estimasi LSEG SmartEstimate dari 31 analis, perusahaan raksasa asal Korea Selatan ini diprediksi membukukan laba operasional sebesar 10,1 triliun won (sekitar US$7,11 miliar) untuk periode Juli–September 2025, naik 10% dibandingkan tahun lalu.
Harga DRAM Melonjak 171% Dorong Pemulihan Bisnis Memori
Para analis menilai pemulihan kinerja Samsung terutama disokong oleh kenaikan harga chip memori konvensional (DRAM dan NAND), yang menutupi pelemahan volume penjualan chip high-bandwidth memory (HBM).
Menurut data TrendForce, harga beberapa jenis chip DRAM — yang banyak digunakan pada server, smartphone, dan PC — melonjak 171,8% pada kuartal ketiga dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Samsung A55 Bisa Merekam Video dengan Resolusi 4K di Kamera Depan & Belakang Lo!
Kenaikan ini terjadi seiring lonjakan permintaan dari perusahaan hyperscaler dan investasi terkait kecerdasan buatan (AI), seperti layanan ChatGPT, yang meningkatkan beban kerja server dan mendorong kebutuhan memori konvensional.
Tertinggal di Segmen HBM, Samsung Kehilangan Momentum terhadap Pesaing
Meski demikian, para analis mencatat bahwa penundaan pasokan chip HBM3E 12-layer terbaru ke Nvidia telah menekan laba dan harga saham Samsung.
Rivalnya, SK Hynix dan Micron Technology, berhasil lebih cepat memanfaatkan lonjakan permintaan chip AI, sementara eksposur Samsung terhadap pasar Tiongkok — yang dibatasi oleh regulasi ekspor teknologi Amerika Serikat — turut membatasi pertumbuhannya.
Kemitraan Strategis dengan Tesla dan OpenAI Dongkrak Sentimen Pasar
Sentimen terhadap saham dan prospek bisnis semikonduktor Samsung diperkirakan akan membaik setelah perusahaan berhasil mengamankan kontrak pasokan chip dengan OpenAI dan Tesla.
Saham Samsung tercatat naik lebih dari 43% sejak pengumuman kesepakatan pasokan chip dengan Tesla pada Juli lalu.
Selama kunjungan CEO OpenAI Sam Altman ke Korea Selatan bulan ini, Samsung, SK Hynix, dan OpenAI juga mengumumkan kemitraan untuk proyek Stargate, yang akan memasok chip memori canggih bagi pengembangan infrastruktur AI.
Analis senior Ryu Young-ho dari NH Investment & Securities menilai, kerja sama antara OpenAI dan AMD, salah satu pelanggan utama HBM Samsung, juga akan berdampak positif terhadap pendapatan Samsung.
Baca Juga: Pasar Menyambut Deal OpenAI, Kapitalisasi Samsung–SK Hynix Naik US$37 Miliar
Selain itu, kontrak foundry senilai US$16,5 miliar dengan Tesla meningkatkan harapan bahwa bisnis manufaktur chip kontrak Samsung — yang selama ini tertinggal dari TSMC — berpotensi mendapatkan lebih banyak pesanan baru jika proyek ini berjalan sesuai rencana.
Tantangan Global: Tarif AS dan Ekspor Logam Langka China
Meski prospek jangka pendek terlihat positif, analis mengingatkan bahwa ketidakpastian geopolitik dan perdagangan global masih menjadi risiko utama.
Di antaranya, potensi tarif baru AS terhadap chip impor, serta pengetatan ekspor logam tanah jarang (rare earth) oleh Tiongkok yang menjadi bahan penting dalam produksi chip canggih dan peralatan manufakturnya.
Sebagai gambaran besarnya, pesaing utama Samsung, Micron, pada September lalu menyatakan bahwa seluruh produksi HBM untuk tahun kalender 2026 diperkirakan sudah habis terjual dalam beberapa bulan mendatang karena permintaan yang sangat tinggi.
Samsung dijadwalkan akan mengumumkan perkiraan pendapatan dan laba operasional pada Selasa, sementara laporan keuangan lengkap akan dirilis akhir bulan ini.
