kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sanksi AS ke Rusia dinilai akan memperlemah kerjasama dalam penanggulangan terorisme


Sabtu, 07 April 2018 / 09:00 WIB
Sanksi AS ke Rusia dinilai akan memperlemah kerjasama dalam penanggulangan terorisme


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Wakil Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Rusia, Yevgeny Serebrennikov menilai pencantuman pejabat senior lembaga penegak hukum Rusia dalam daftar sanksi Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi upaya bersama untuk menangkal terorisme internasional.

Mengutip kantor berita Rusia, TASS, Jumat (6/4), beberapa pejabat senior Rusia masuk dalam daftar sanksi terbaru yang dikeluarkan AS, yaitu Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, Menteri Dalam Negeri Rusia, Vladimir Kolokoltsev, Ketua Komite Kebijakan Luar Negeri di majelis tinggi parlemen Rusia, Konstantin Kosachov dan direktur Dinas Federal untuk Pengawasan di Lingkup Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi Massa atau Roskomnadzor, Alexander Zharov.

Sanksi terbaru dari AS ini mencakup 38 individu dan entitas usaha, termasuk perusahaan perdagangan senjata Rosoboronexport, Perusahaan Keuangan Rusia, dan produsen logam, Rusal.

"Jika Anda memberikan sanksi kepada individu yang merupakan kepala organisasi penegakan hukum, sanksi ini akan berdampak negatif pada upaya bersama untuk menangkal terorisme internasional," kata Serebrennikov, dilansir dari TASS.

Serebrennikov juga menyebutkan masuknya Rosoboronexport dalam daftar sanksi ia pandang menyerupai upaya sabotase AS agar Rusia terjungkal di pasar persenjataan global.

"Dengan demikian Washington berusaha memperluas akses ke pasar untuk perusahaan perdagangan persenjataannya dan untuk membatasi operasi Rusia dalam satu atau lain cara," ujar Serebrennikov.

Serebrennikov mengatakan pengenaan sanksi ini merupakan faktor yang tidak menyenangkan, namun bukan merupakan hal yang krusial bagi Rusia.




TERBARU

[X]
×