Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Aramco pun memiliki risiko adanya hak pemerintah Saudi untuk memutuskan produksi minyak maksimal dan mengarahkan Aramco untuk menjalankan proyek di luar bisnis inti.
Aramco pun dapat mengubah kebijakan dividen tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada pemegang saham minoritas.
Aramco telah bertemu dengan dana investasi pemerintah di negara-negara Teluk dan Asia, serta investor individu Saudi untuk mengamankan jumlah investor IPO. Tapi, Aramco belum mengumumkan adanya investor utama pada IPO ini.
Kamis lalu, dana investasi pemerintah Rusia, RDIF mengatakan bahwa Russia-China Investment Fund telah mendekati investor China untuk ikut masuk dalam IPO Aramco ini.
Baca Juga: Saudi Aramco Siap Pecahkan Rekor IPO Alibaba
Para bankir mengungkapkan kepada pemerintah Saudi bahwa investor mungkin akan menilai Aramco dengan valuasi sekitar US$ 1,5 triliun, di bawah valuasi yang disebutkan Putra Mahkota Mohammad bin Salman sebesar US$ 2 triliun ketika dia menyebutkan kemungkinan IPO Aramco empat tahun lalu.
Sementara analis dari bank-bank investasi di bursa Riyadh memproyeksikan valuasi Aramco antara US$ 1,2 triliun hingga US$ 2,3 triliun. Dengan valuasi US$ 2 triliun, Aramco berpotensi meraup dana US$ 40 miliar, jauh melebihi rekor tertinggi IPO oleh Alibaba tahun 2014 yang mencapai US$ 25 miliar.
Valuasi Aramco ini akan mencapai hampir dua kali lipat valuasi Microsoft yang saat ini tercatat sebagai perusahaan tercatat yang paling bernilai. Valuasi Aramco ini pun akan mencapai tujuh kali lipat Exxon Mobil Corp, perusahaan minyak tercatat dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar.
"Karena ukuran dan jumlah free float, Aramco akan masuk kriteria indeks FTSE dan MSCI Emerging Market dalam 10 hari setelah IPO," kata Dominic Bokor-Ingram, senior portfolio manager Fiera Capital kepada Reuters.
Baca Juga: Saudi Aramco memulai rangkaian IP0, akan merilis prospektus pada 9 November