Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Uni Eropa untuk sementara waktu akan menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 merek Johnson & Johnson (J&J), setelah adanya laporan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi.
Melansir BBC, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), enam kasus terdeteksi dalam lebih dari 6,8 juta dosis vaksin.
Johnson & Johnson juga telah menghentikan peluncuran di Uni Eropa, yang akan dimulai minggu ini.
Langkah ini menyusul kasus serupa vaksin AstraZeneca, yang mendorong pembatasan penggunaannya.
Baca Juga: Ini gejala terjangkit virus corona E484K, varian baru yang lebih ganas
FDA mengatakan pihaknya merekomendasikan jeda sementara waktu karena sangat berhati-hati terkait masalah ini. Dipastikan bahwa satu pasien meninggal karena komplikasi pembekuan darah, dan satu lagi dalam kondisi kritis.
Keenam kasus terjadi pada wanita berusia antara 18 dan 48 tahun, dengan gejala muncul enam hingga 13 hari setelah vaksinasi.
Mengikuti saran tersebut, semua wilayah federal di AS telah berhenti menggunakan vaksin J&J sampai penyelidikan lebih lanjut tentang keamanannya selesai.
Baca Juga: Komisi UE sepakat tidak akan memperbarui kontrak vaksin AstraZeneca dan J&J
AS sejauh ini memiliki kasus Covid-19 yang paling banyak dikonfirmasi dengan lebih dari 31 juta kasus dan lebih dari 562.000 kematian. Keduanya merupakan yang tertinggi di dunia.