kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   0,00   0,00%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Senjata Makan Tuan, Apple Terimbas Kebijakan Tarif Trump


Senin, 04 Agustus 2025 / 06:42 WIB
Senjata Makan Tuan, Apple Terimbas Kebijakan Tarif Trump
ILUSTRASI. Senjata Makan Tuan, Apple Terimbas Kebijakan Tarif Trump


Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump berdampak negatif terhadap perusahaan di Amerika Serikat (AS). Seperti senjata makan tuan, Apple harus menanggung beban biaya tinggi akibat tarif impor.

Apple dilaporkan bakal mengalami pengeluaran besar-besaran, gara-gara kebijakan tarif Trump. Dalam laporan keuangannya pekan ini, produsen pembuat iPhone ini menyebutkan bahwa mereka akan mengeluarkan biaya tambahan sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18,1 triliun hanya untuk membayar tarif Trump selama kuartal ketiga (Juli-September) tahun ini.

"Kami sudah menghabiskan sekitar 800 juta dollar AS untuk tarif pada kuartal April-Juni, dan diperkirakan akan bertambah menjadi 1,1 miliar pada kuartal ini (Juli-September)," kata CEO Apple Tim Cook dalam konferensi dengan analis baru-baru ini.

Tarif Trump merujuk pada kebijakan bea masuk tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap berbagai produk impor, termasuk barang dari China. Kebijakan ini merupakan imbas dari dari tensi dagang antara dua negara ekonomi terbesar di dunia.

Baca Juga: GIIAS 2025 Ditutup, Apakah Harga Mobil Listrik BYD Atto 1 Akan Naik?

Meskipun ditujukan untuk menekan dominasi produk China di pasar AS, kebijakan ini justru turut membebani perusahaan-perusahaan asal AS yang produksinya bergantung pada fasilitas manufaktur luar negeri, termasuk Apple.

Apple Hampir Krisis

Sebelum Konsesi Tarif Trump Selama bertahun-tahun, Apple memproduksi sebagian besar perangkat iPhone, Mac, iPad, dan Apple Watch di Asia, terutama China. Inilah yang membuat produk-produk Apple tetap dianggap sebagai barang impor ketika masuk ke pasar AS, sehingga terkena bea masuk alias tarif Trump.

Dalam beberapa tahun terakhir, Apple mulai memindahkan sebagian produksi ke India dan Vietnam, untuk mengurangi risiko akibat kebijakan dagang AS–China. Namun, langkah ini belum sepenuhnya membebaskan Apple dari tarif.

Trump bahkan pernah mengancam akan memberlakukan tarif tambahan jika Apple tak segera memindahkan lebih banyak proses produksinya ke dalam negeri. Saat ini, smartphone sempat dikecualikan dari tarif hingga 145 persen yang diberlakukan ke China.

Namun dalam perjanjian dagang sementara, tarif tersebut ditahan di angka 30 persen hingga pertengahan Agustus.

Tonton: India Lawan Balik Tekanan Trump: Tetap Beli Minyak Rusia dan Perkuat Agenda Dedolarisasi

Meski dibebani tarif, Apple tetap mencatat performa keuangan yang solid dalam kuartal yang berakhir Juni lalu. Pendapatan naik 10 persen secara tahunan menjadi 94 miliar dollar AS atau setara Rp 1.550,2 triliun. Ini dongkrak dengan iPhone yang makin laris.

Tim Cook mengatakan, iPhone mencetak rekor penjualan pada kuartal Juni, tumbuh 13 persen dari tahun ke tahun. Penjualan iPhone yang monce, menyumbang hampir separuh ke pendapatan Apple, dengan nilai 44,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 733,8 triliun.

Penjualan iPhone di China kembali tumbuh menjadi 15,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 252,3 triliun), naik dari 14,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, tetap saja, tarif dipandang sebagai ancaman serius yang bisa menggerus margin keuntungan perusahaan jika terus berlanjut. “Masih banyak hal yang bisa berubah, termasuk kenaikan tarif di masa depan,” kata Cook, sebagaimana dikutip KompasTekno dari The Verge, Minggu (3/8/2025).

Ini diprediksi bakal Apple untuk memikirkan kembali cara mereka memproduksi dan mengirimkan perangkat seperti smartphone dan komputer Di saat bersamaan, Apple juga sedang berjuang mengejar ketertinggalan dalam bidang kecerdasan buatan (AI).

Dibandingkan dengan Google, Microsoft, atau Meta yang sudah punya sistem AI canggih, Apple dinilai masih ketinggalan jauh. Fitur-fitur AI di perangkat Apple masih terbatas pada emoji pintar, ringkasan teks, dan generator gambar, belum ada yang sekuat ChatGPT atau Gemini.

Bahkan, pembaruan besar untuk Siri, asisten virtual Apple, sempat ditunda tanpa kejelasan. Cook bilang mereka sedang mengembangkan versi baru Siri dan akan merilisnya tahun depan.Selain itu, beberapa peneliti AI Apple dilaporkan pindah ke Meta, yang sedang gencar membangun tim AI. “Kami sedang mengalihkan cukup banyak tenaga ke pengembangan AI,” kata Cook.

Apple juga sudah mengakuisisi tujuh perusahaan teknologi tahun ini, sebagian di antaranya fokus di AI.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apple Bakal "Boncos" Belasan Triliun Rupiah dalam 3 Bulan ke Depan",

Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2025/08/03/11030007/apple-bakal-boncos-belasan-triliun-rupiah-dalam-3-bulan-ke-depan?page=all#page2.

Baca Juga: Turun Tipis, Ini Daftar Harga BBM Pertamax & Solar Di Shell BP VIVO Agustus 2025

Selanjutnya: Penggunaan AI di Tempat Kerja Bisa Menurunkan Reputasi Profesional lo, Simak yuk

Menarik Dibaca: Penggunaan AI di Tempat Kerja Bisa Menurunkan Reputasi Profesional lo, Simak yuk




TERBARU

[X]
×