kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen The Fed Membayangi Pergerakan Bursa Saham Amerika Serikat


Senin, 14 Maret 2022 / 13:01 WIB
Sentimen The Fed Membayangi Pergerakan Bursa Saham Amerika Serikat
ILUSTRASI. Wall Street. REUTERS/Caitlin Ochs


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks S&P 500 turun ke level terburuk dalam satu tahun terakhir sejak aksi jual yang dipicu oleh Covid-19 pada Maret 2020 lalu dan sekarang investor harus menghadapi dampak kenaikan suku bunga The Fed. 

Selama dua tahun terakhir pasar saham berhasil bangkit dalam menghadapi pandemi global terburuk dalam satu abad. Sekarang negara itu menghadapi perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II dan inflasi tercepat sejak 1980-an.

Dalam kondisi tersebut, The Fed bersiap - siap untuk menaikkan suku. Jika dilihat ke belakang, kenaikan suku bunga The Fed memberi dampak besar terhadap pergerakan pasar saham di Amerika Serikat (AS). 

"Sejarah menunjukkan bahwa saham-saham tersebut siap untuk mengalami lebih banyak volatilitas setelah kenaikan suku bunga. Tapi itu tidak berarti bull market atau penguatan saham akan berakhir," dikutip dari Bloomberg, Senin (14/3). 

Faktanya, dalam delapan siklus pendakian sebelumnya, indeks S&P 500 lebih tinggi setahun setelah kenaikan pertama menurut LPL Financial.

Baca Juga: Wall Street Merosot Tajam, Fokus Investor Beralih ke Pertemuan The Fed

Dalam tiga dekade terakhir, The Fed telah mengambil empat periode kenaikan suku bunga yang berbeda. Tidak ada yang merugikan pasar ekuitas. Dan sektor teknologi mengalami perubahan secara liar tahun ini pada prospek kenaikan suku bunga yang lebih cepat.

Menurut Strategis Securities, teknologi merupakan salah satu sektor S&P 500 dengan kinerja terbaik selama siklus tersebut, dengan kenaikan hampir 21%. Namun secara keseluruhan, kenaikannya bervariasi tanpa ada sektor yang mengungguli.

Di sisi lain, pasar berpotensi menguat dari kenaikan harga minyak dibarengi dengan kenaikan suku bunga. Namun the Fed menghadapi dilema yang rumit dengan lonjakan minyak mentah dan invasi Rusia ke Ukraina sehingga harga semakin mahal. 

Guncangan minyak telah mendahului kemerosotan ekonomi pada pertengahan 1970-an, awal 1980-an dan awal 1990-an. Tetapi resesi lain, setelah serangan 11 September 2001 dan krisis keuangan global pada tahun 2008, tidak secara langsung disebabkan oleh kenaikan tajam harga minyak mentah.

Ada tantangan lain yang dihadapi investor ketika pemiliha Presiden AS pada November 2021. Saat itu, imbal hasil pasar cenderung diredam di awal tahun karena ketidakpastian pada hasil pemilihan dan efek selanjutnya pada perubahan kebijakan pemerintah. 

Tetapi saham biasanya membukukan reli yang kuat di akhir tahun. Secara keseluruhan, kinerja tengah semester cenderung turun, rata-rata lebih dari 17%. Kuartal pertama dan dua kuartal berikutnya secara historis merupakan yang terlemah dalam empat tahun masa jabatan presiden.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×